Hasil Swab Habib Rizieq Negatif, Wako Bogor Ragu Karena Tes Diam-Diam, Pertanyakan Hilmi dan MER-C

Sebab Habib Rizieq melakukan tes usap atau swab tanpa sepengetahuan Pemkot Bogor dan pihak rumah sakit.

Editor: Hendra Kusuma
Istimewa/handout
Walikota Bogor Bima Arya dan Habib Rizieq Shihab ( Hasil Swab Habib Rizieq Negatif, Wako Bogor Ragu Karena Tes Diam-Diam, Pertanyakan Hilmi dan MER-C ) 

Pihak rumah sakit juga melakukan screening yang menunjukkan tidak ada gejala Covid-19 pada diri Rizieq.

Meski begitu, untuk memastikan kondisi Rizieq, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meminta agar dilakukan tes swab dengan menginstruksikan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk berkoordinasi dengan pihak RS Ummi Bogor.

Klaim swab negatif

Desakan agar Rizieq Shihahb melakukan swab test muncul setelah hajatan pernikahan putrinnya dan Maulid Nabi yang menciptakan kerumunan. Petugas pemintahan setempat bersama dengan polisi bahkan mendatangi Rizieq agar pimpinan FPI itu mau melakukan swab test.

Apalagi, terdengar kabar saat itu Rizieq sedang sakit.

Namun, Wakil Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar menyebut Rizieq Shihab sudah menjalani tes swab atau tes usap. Dia pun mengklaim hasilnya negatif Covid-19.

"Tadi hasil swab-nya baru keluar. Hasilnya negatif," kata Aziz, Senin (23/11/2020).

Aziz mengatakan, tes swab ini dilakukan oleh tim medis dari Hilal Merah Indonesia (Hilmi) dan MER-C. Istri, anak serta menantu Rizieq juga mengikuti tes swab tersebut.

"Semuanya hasilnya negatif," kata dia.

Aziz menyebut tim medis dari Hilmi dan MER-C yang melakukan swab test ke Rizieq dan keluarga.

Hilmi adalah organisasi sayap FPI yang biasa bergerak dalam bencana alam, bantuan medis, dan tragedi kemanusiaan.

Sementara MER-C atau Medical Emergency Rescue Committee adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis.

Berbeda dengan Hilmi, Organisasi ini tak tidak terafiliasi dengan FPI.

MER-C dibentuk oleh sekumpulan mahasiswa Universitas Indonesia yang berinisiatif melakukan tindakan medis untuk membantu korban konflik di Maluku, Indonesia Timur pada Agustus 1999.

Setelah konflik Maluku mereda, organisasi ini terus melanjutkan kiprah dengan membantu memberikan pelayanan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konflik, kerusuhan, kejadian luar biasa, dan bencana alam di dalam maupun di luar negeri.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved