Tak Hanya Bunuh Kakak Kandung, Pelaku Pembunuhan Sebelumnya Juga Bunuh Temannya Karena Dipaksa
Setelah dilakukan penyelidikan, pelaku pembunuhan kakak kandung di rumah kontrakan juga membunuh teman kakaknya.
SRIPOKU.COM -- Setelah dilakukan penyelidikan, pelaku pembunuhan kakak kandung di rumah kontrakan juga membunuh teman kakaknya.
Dari penangkapan polisi pada Juana, terungkaplah bahwa pelaku juga sudah membunuh korban lain, yakni rekannya bernama Syarifuddin.
Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne pada Sabtu (21/11/2020), Juana mengaku membunuh Syarifuddin karena dipaksa berhubungan intim.
"Syarif saya karena memaksa saya dan teman saya untuk melayani dia berbuat hubungan intim."
"Kalau dipaksa baru kali itu. Kesel," kata Juana saat konferensi pers pada Kamis (19/11/2020).
Sementara itu, Kasatreskrim Polresta Depok, AKBP I Made Bayu Sutha Sartana, mengatakan bahwa Juana membunuh Syarifuddin pada Agustus 2020.
"Jadi kejadian ini berbeda, jadi pertama di Bogor, di daerah Gunung Pongkor sekitar Agustus tanggal 20," kata I Made.
Lalu sesampainya bertemu Juana, korban memaksa korban ke rumah kosong yang berada di sekitar sana.
"Di situ Syarifudin datang ke bogor menemui tersangka Juana di sana mereke bertemu.
"Dan Syarifuddin membujuk, mengajaka merayu tersangka berpindah tempat menuju ke rumah kosong beberapa meter dari sana," cerita I Made.
Baca juga: 2 Hal Yang Sering Dibicarakan Almarhum Ricky Yacobi Untuk Kemajuan Sepak Bola Indonesia
Baca juga: Sekedar Copot Baliho Kok Banyak Mobil, Ketua FPI Sumsel Mahdi: Tanda Habib Rizieq Dihormati
Baca juga: Mau ke Pronosutan Kulon Progo? Yuk Ikuti Dulu Penjelasannya Berikut ini
Setelah itu, korban disebut oleh Juana memaksa dirinya untuk berhubungan badan sesama jenis.
Lantaran tersangka tidak mau akhirnya ia memukul korban dengan knalpot yang berada di lokasi.
Dalam aksi pembunuhan itu, Juana dibantu oleh rekannya Tohir.
"Sampai di sana kemudian Syarifudin memaksa tersangka Juana untuk berhubungan intim antara hubungan laki-laki tidak wajar."
"Karena tidak mau dan dipaksa akhirnya Juana dan Tohir melakukan pemukulan dengan knalpot besar yang ada di rumah tersebuit," jelas I Made.
Sedangkan mayat dikubur di tanah kosong yang berada di sekitar sana.
Motif Pembunuhan pada Kakak
Kapolres Metro Depok, Kombes Azis Andriansyah mengatakan, motif pembunuhan ini terjadi karena pelaku merasa terhalangi untuk menikah karena kakaknya.
Tersangka mengaku dirinya sudah memiliki pacar dan ingin menikah.
Namun, kakaknya tidak mau didahului menikah oleh sang adik karena dia belum memiliki calon.
"Ceritanya tersangka ini sudah memiliki pacar, si kakaknya belum memiliki calon. Adiknya ingin segera nikah namun tidak bisa nikah sebelum kakaknya nikah," kata Azis kepada wartawan, Kamis (19/11/2020).
Akibatnya, tersangka sering mendesak sang kakak untuk segera menikah.
Namun, kakaknya merasa tersinggung hingga membuat mereka sering berselisih paham selama dua bulan terakhir.
"Di situlah kemudian, menurut alasan tersangka, dia melakukan pembunuhan terhadap kakaknya. Tapi akan kami dalami lebih lanjut," ujar Azis.
Menurut pengakuan J, kakaknya sering sensitif.
Ia mudah marah tanpa alasan yang jelas.
"Kadang suka marah-marah nggak jelas, terus kadang kalau salah sedikit saja langsung membentak, langsung marah," ujar J.
J mengatakan dirinya berencana membunuh D lantaran rasa amarah.
Ia menghabisi nyawa korban dengan cara menghajarnya pakai tabung gas elpiji dan membekapnya dengan bantal.
"Kadang suka marah-marah nggak jelas, terus kadang kalau salah sedikit saja langsung membentak, langsung marah," kata J pada polisi.
Saat diperiksa, J langsung mengaku bahwa dirinya yang telah menghabisi nyawa kakaknya.
"Setelah dilakukan pemeriksaan, betul dia mengaku melakukan tindak pidana tersebut," sambungnya.
Sosok Pelaku dan Korban
Sebelum adanya penemuan tersebut, kontrakan itu ditempati pelaku dan korban yang bekerja sebagai penjual bakso keliling.
Tetangga yang tinggal di samping rumah kontrakan, Dimas (20) mengaku kaget dengan penemuan tersebut.
Dimas menjelaskan bahwa memang ada penjual bakso keliling yang sudah menempati rumah tersebut sejak tiga bulan lalu.
"Pedagang bakso, ada dua orang. Baru sekira tiga bulan ngontrak di sini," kata Dimas di lokasi kejadian, Kamis (19/11/2020).
Ia mengaku tak pernah merasa janggal dengan mereka maupun rumah tersebut.
Pasalnya selama ia mengontrak tidak pernah mendengar ada suara gaduh dari dalam rumah.
Sehingga kini Dimas kaget ditemukan ada tengkorak manusia di bawah lantai sedalam sekira 1,5 meter.
"Enggak pernah dengar suara berisik-berisik atau ketok-ketok ubin," terangnya.
Tetangga yang lain, Didik Sugiarto mengatakan, dua penjual bakso itu dikenal pendiam
Menurut Didik sifat pendiam itu yang membuat mereka terkesan aneh.
"Dia mengontrak dari tanggal 17 Juli 2020. Hal yang aneh itu karena orangnya pendiam," ujar Didik.