Berita OKU
Tengah Malam Kehujanan, 4 Jam Warga Jalan Kaki Terobos Hutan Demi Tandu Jenazah Korban Sambar Petir
Warga Desa Karang Lantang, Kecamatan Muarajaya, Kabupaten OKU, Sumatera Selatan (Sumsel), rela berjalan kaki tengah malam
Penulis: Leni Juwita | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, BATURAJA - Warga Desa Karang Lantang, Kecamatan Muarajaya, Kabupaten OKU, Sumatera Selatan (Sumsel), rela berjalan kaki tengah malam melewati hutan untuk mengevakuasi warganya yang tewas disambar petir.
Warga harus berjalan selama 4 jam ke lokasi kebun korban.
Mereka harus melintasi hutan belukar dan hanya mengandalkan penerangan senter.
Menurut penuturan Kepala Desa Karang Lantang, Kecamatan Muarajaya, Kabupaten OKU, Tambat, dia mengerahkan sekitar 100 warga untuk melakukan evakuasi jenazah .
Dibutuhkan waktu empat jam, dimana mereka berangkat pukul 23.00 dan tiba di kampung pukul 03.00 dinihari.
Mereka berjalan kaki dengan medan yang cukup berat untuk membawa jenazah dari Talang Muara Tenggiling Desa Karang Lantang, Kecamatan Muarajaya.
Sedihnya lagi, medan yang cukup berat disertai hujan dan melewati hutan belantara dengan hanya mengandalkan penerangan senter.
“Penerangan sangat minim karena cuman belor (senter—red) .” kata Kades.
Menurut kades, warga membuat tandu dari bambu untuk mengusung tiga jenazah yang tewas disambar petir.
Dengan tandu bambu inilah, warga bergantian mengangkat jenazah untuk dibawa ke Desa Karanglantang .
Tak terbayang betapa sulitnya mengeluarkan jenazah dari talang tepencil dalam kondisi cuaca buruk.
Namun dengan tekad yang kuat dan kegotong royongan warga, akhirnya 3 jenazah masing-masing Saimah (60), ibu rumah tangga, Dika bin Bayumi (25), petani Hendri bin Dahlan (30) berhasil dievakuasi.
Kronologi
Informasi di lapangan menyebutkan, pada sore nahas itu sedang turun hujan.
sambil menunggu hujan berhenti Dika (25) dan Yan (30) beserta tetangga mereka bernama Hendri (30 ) mengecas ponsel melalui perangkat Panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Hujan semakin deras disertai dengan petir.
Tiba tiba petir menyambar panel pembangkit listrik dan menyambar keempat orang yang berada dalam pondok tersebut.
Tiga diantaranya Saimah, Dika dan Hendri tewas di tempat kejadian.
Sedangkat Yan tersambar di bagian pantatnya.
Melihat ibu, adik dan temannya tergeletak, Yan langsung berlari ke salah satu pondok tetangga mereka bernama Erhamzah (40) untuk minta bantuan.
Mendapat kabar kejadian itu, Erhamzah langsung bergegeas ke pondok Saiman dan mendapatkan ketiga korban sudah tergeletak tak bernyawa.
Kemudian Erhamzah berlari kesalah pondok warga bernama Ulkamzir dan juga melaporkan ke pusat desa adanya musibah tersebut.
Mendapat laporan itu Kades Karang Lantang Tambat meminta warga untuk berangkat ke Talang Muaratenggiling untuk mengevakuasi ketiga korban.
Sekitar pukul 18.00 sekitar 100 warga dengan perlengkapan seadanya berangkat ke lokasi kejadian.
Karena jaraknya cukup jauh dan melalui hutan, warga baru tiba di lokasi pukul 23.00 malam dan langsung mengevakuasi ketiga jenazah.
Dengan alat tanda darurat dari bambu para korban dibawa dan baru sampai di pusat desa sekitar pukul 03.00 subuh.
Setelah sampai di desa, Hendri diserahkan kepada keluarganya sedangkan Saimah, Dika dibawa ke Baturaja untuk dimakamkan di Lingkungan Kebunjati, Kelurahan Saungnaga, Kecamatan Baturaja Barat.
Sedangkan korban Yan yang luka bakar di bagian pantatnya dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Kapolsek Pengandonan AKP Mardin SH yang dikonfirmasi Kamis (19/11/2020) membenarkan kejadian tersebut.
Menurut Kapolsek korban sudah dimakaman didesa masing-masing
Baca juga: Ngecas HP di Panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Satu Keluarga di OKU Tewas Disambar Petir