Makanlah Saat Matahari Terbit dan Sebelum Terbenam, Dokter Zaidul Akbar: Itu Cara Makan Rasulullah
Dokter Zaidul Akbar menjelaskan kalau waktu makan terbaik adalah saat dimana matahari terbit dan sebelum matahari terbenam.
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Refly Permana
Makanan alami tanpa olahan yang selalu dia kenalkan kepada jamaah maupun pengikutnya di Instagram.
Menurutnya, karena memang manusia diciptakan Allah, pastinya Allah membekali manusia dengan ciptaan-Nya pasti baik dan ditumbuhkan di atas tanah-Nya dan mendapat matahari-Nya.
Kesehatan, menurut dr Zaidul, sebetulnya murah alias low budget dan bisa diperoleh siapa saja.
Selain melakukan syariat, kesehatan bisa diperoleh dengan memanfaatkan segala materi halal dan thoyib yang ada di lingkungan sekitar.
Pola hidup sehat ini dikenal sebagai JSR, yang menurut dr Zaidul sebetulnya adalah thibbun nabawi.
Baca juga: Waktu Sholat Dhuha Terbaik dan Manfaat yang Luar Biasa, Bisa Mengganti Sedekah hingga Lancar Jodoh
Sehat itu mahal. Pepatah itu tepat disandingkan di jaman ini dimana biaya pengobatan semakin tinggi.
Biaya pengobatan semakin tidak terjangkau bagi si miskin. Namun, sakit datang bukan dengan sendirinya.
Dia datang dari pola makan dan kebiasaan hidup yang tidak sesuai. Saat ini banyak pengobatan yang menggunakan pendekatan berbasis obat kimia.
Tapi tidak pada dr. Zaidul Akbar. Pria asal Jambi ini menggunakan pendekatan berbasis agama pada pasiennya.
Dr. Zaidul Akbar menyampaikan kepada pasien-pasiennya bahwa sakit adalah ujian dan nikmat dari Allah SWT sehingga itu menjadikan jiwa atau iman mereka meningkat.
Sehingga dari situ mereka akan meningkatkan lagi iman mereka sehingga dari situ mereka akan memperbaiki diri mereka.
Penyakit tidak hanya dilihat secara fisik tetapi penyakit juga merupakan cara Allah SWT untuk membuat orang yang sakit lebih dekat kepadaNya.
Makanan adalah puncak dari segala penyakit. Artinya, jika seseorang terkena penyakit pasti ada sesuatu yang salah dengan apa yang dimakannya setiap hari.
Dalam hal ini, kita bisa mencontoh pola makan dan gaya hidup sang teladan, Rasulullah SAW.
• Kisah Anastasia Wella, Wanita dengan 9 Kepribadian Berbeda, Begini Kondisinya dengan Pasangan
Rasul selalu memakan buah sebelum makan makanan besar. Rasul juga tidak pernah makan hingga kenyang. Dalam pola makannya,
Rasul selalu membagi porsi lambungnya untuk makanan padat, cairan, dan gas, sehingga makanan yang ia makan hanya 1/3 dari kemampuan maksimal lambungnya.
Ketika sakit pasien pun tidak diberi obat kimia, dr. Zaidul lebih menganjurkan untuk berbekam yang memang rutin dijalankan oleh Rasul. Setelah itu, kalau dimungkinkan diberi juga herbal.
Orang tua Zaidul Akbar memang menetap di Jakarta, namun rumah orang tua nya sendri berada di Sumatera Selatam tepat di Jalan Amangkurat, Kelurahan Tanjung Sari, Jambi Timur.
Baca juga: Sule & Nathalie Holscher Menikah Hari Ini Live di ANTV, Cuma Dihadiri 3 Artis, Berikut Foto-fotonya
Zaidul menceritakan awal ceritanya berkecipung di dunia dokter dengan pengobatan islamu khususnya pengobatan secara herbal dan alami.
Zaidul juga menjelaskan kalau yang mendalami belum banyak tenaga kesehatan atau juga dokter yang mau berkecimpung dalam dunia ini.
Karena menurut Zaidul ketika memutuskan di jalan ini, adalah jalur hidupnya terutama di akhirat nanti.
Dalam artian Zaidul bisa berdakwah dan bisa mengajak orang lain juga menjadi sehat.
Dokter ini juga sudah mengeluarkan sebuah buku yang diberinya Judul 'Jurus Sehat Rasullah'.
Namun sayang jika ingin memesan buku ini lagi tidak tersedia, karena belum diproduksi.
"Jangan tanya buku ini kemana, sudah abis terjual tapi memang belom diproduksi lagi dan sedang direvisi dulu nanti baru diterbitkan," katanya.
Baca juga: Jarang Diketahui, Bunga Kuburan yang Harum Ini Baik untuk Kesehatan, Ini 15 Manfaat Bunga Kenanga!