Kisah Pilu Seniman Pasar Seni Ancol yang Harus Bertahan Hidup dengan Banting Harga Jual Karya Seni
Aku, kata Amir, ke sini juga karena kerjaan ada yang pesan, kalau enggak ada yang pesan mau makan dari mana?" keluhnya sambil menghisap sebatang rokok
SRIPOKU. COM, JAKARTA - Sepertinya ke hidupan para seniman di masa pandemi ini belum begitu menggairahkan.
Sebagai bukti, Pasar Seni Ancol Jakarta, hingga kini masih terlihat sepi pengunjung meski Kawasan Wisata di ujung Utara Jakarta ini telah dibuka sejak 12 Oktober 2020 lalu.
Kios-kios yang memamerkan karya-karya seni nampak seperti tak bertuan.
Hanya ada patung-patung, lukisan dan karya seni lainnya yang terpajang menghiasi kios-kios itu.
Setelah melewati beberapa blok, nampak seorang pria sedang sibuk membersihkan ukiran kayu yang masih separuh jalan dia selesaikan.
Namanya Amirudin, salah satu pengrajin kayu yang baru dua minggu kembali membuka kiosnya, setelah pulang dari kampung halaman di Brebes, Jawa Tengah.
"Saya baru buka lagi dua mingguan di sini, selama delapan bulan ke kampung, dari Maret kemarin," kata Amirudin kepada Kompas.com, Kamis (12/11/2020).
Baca juga: Jan Romain, Seniman Tulen yang Hobi Berkesenian, Menulis Puisi, Main Teater dan Senang dengan Basket
Kawasan Ancol memang sempat ditutup untuk umum karena Pandemi Covid-19.
Belum lama kembali ke Ibu Kota, pria yang akrab disapa Amir ini sudah mengeluh lagi.
Kalau bukan karena pelanggan, Amir lebih memilih tinggal di kampung.
"Ah ini aja mau pulang lagi ke kampung.
Habis makannya gimana?
Aku ke sini juga karena kerjaan ada yang pesan, kalau enggak ada yang pesan mau makan dari mana?" keluhnya sambil menghisap sebatang rokok.
"Kalau di kampung bikin karya enak, minimal makan gratis enggak bayar kontrakan," sambung Amir.
Amir mengaku tak lagi memiliki tempat tinggal di Jakarta selain kiosnya itu.
Ia rela tinggal di sana untuk mengurangi pengeluaran, demi bisa bertahan hidup kala dihantam pandemi.
"Kalau ngontrak sekarang mah enggak kebayar," katanya.
Bila sebelum pandemi banyak pelanggan yang membeli langsung karya-karyanya, kini Amir hanya mengandalkan pesanan dari pelanggan yang masih tersisa.
"Dulu sebelum pandemi rame banyak acara musik-musik, rame pengunjung, seniman.