Hargailah Karya Orang Lain dan Berbagilah Ilmu dengan Ikhlas serta Teruslah Berlatih dan Berkarya
Beranjak dari pengalaman dan tiada henti berbagi ilmu serta berkarya itulah yang menghantarkan sosok Marta Astra Winata semakin dikenal hingga kini
Hobi ini terus terbawa hingga menempuh pendidikan di tingkat SMA.
Tamat dari sana, ia lalu memutuskan untuk lebih memperdalam ilmu menggambar untuk menjadi seorang pelukis dengan kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta.
"Saya kuliah di sana murni karena kehendak saya sendiri.
Tujuannya saya ingin lebih mendalami seni rupa sehingga bisa saya terapkan di kegiatan sehari-hari," kata pria kelahiran 24 Maret 1969 ini.
Lulus dari kuliah, Marta mencoba membawa ilmu yang sudah dia dapat untuk diterapkan di Palembang.
Ia tak berhenti menelurkan karya-karya lukis, baik untuk kesenangan pribadi atau untuk suatu acara kesenian.
Alhasil, sudah begitu banyak karya lukis yang ia ciptakan, baik untuk disimpan di rumah maupun dibeli orang.
Marta mengatakan, lukisannya memang ada yang dipesan sejumlah teman-temannya.
Ada juga karyanya yang dibeli setelah terlebih dahulu dipamerkan dalam suatu pameran.
Ini dikarenakan mereka yang melihat tertarik dengan hasil karya yang dibuat oleh Marta.
Tema lukisan yang dibuat bisa datang dari banyak objek.
Ketika Palembang dilanda kabut asap, Marta menelurkan satu lukisan yang isinya sindiran untuk mereka yang menjadi penyebab datangnya asap.
Lukisan ini sudah dipamerkan di Taman Budaya Sriwijaya Palembang.
Bersama sejumlah perupa lain di Palembang, seperti Edi Fahyuni dan Rudi, Marta sudah beberapa kali memamerkan lukisan di sejumlah provinsi.
Ini terjadi ketika Marta bersama teman-temannya tersebut diundang untuk menghadiri temu seniman se-Indonesia.