Kekerasan di Perancis
UPDATE: Korban Menjadi Tiga Orang, Presiden Macron Menuju Nice
SERANGAN orang tak dikenal menggunakan senjata tajam di dekat Gereja di Kota Nice, Perancis, menjadi tiga orang. Seorang diantaranya luka di leher.
Macron khawatir, munculnya kemarahan umat muslim pasca-insiden kekerasan di Perancis.
Kekhawatiran munculnya kemarahan itu, terkait kartun Nabi Muhammad SAW, yang semakin meluas. Kekhawatiran itu muncul dengan banyak protes atas pernyataan Presiden Macron yang dinilai melecehkan Islam dan Nabi Muhammad.
Aksi unjukrasa anti-Presiden Macron, terjadi diberbagai Negara. Termasuk seruan boikot produk Perancis di sejumlah Negara-negara Islam di Timur Tengah. Dan seruan itu diikuti.
Bahkan situasi semakin memanas setelah majalah satir yang terbit di Perancis Charlie Hebd, untuk terbitan edisi 28 Oktober 2020, pada halamn muka memuat karikatur Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Turki menilai, karikatur cabul itu menunjukkan ekspresi selera rendah.
Unjukrasa juga terjadi di Bangladesh, ribuan pengunjuk rasa berkumpul ibu kota. Beberapa pengunjukrasa menginjak poster Presiden Macron.
Di Iran, penguasa setempat memanggil charge d’affaires (kuasa usaha) Perancis sebagai wujud aksi protes atas kartun tersebut Nabi Muhammad yang dimuat ulang Charlie Hebdo. Kemudian, kartun tersebut dijadikan bahan pelajaran di sekolah terkait kebebasan berekspresi.****