Demo UU Cipta Kerja
Demonstrasi Tolak UU Cipta Kerja, Sebut Pemerintahan Jokwi-Ma’ruf Gagal
DEMONSTRASI mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis) tolak UU Cipta Kerja, juga sebut Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf gagal.
SRIPOKU.COM --- Massa mahasiswa pengunjukrasa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis) menggelar aksi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Rabu (28/10).
Mereka membawa sebuah spanduk yang diikat balon gas bertuliskan "Jokowi-Amin Gagal."
Dalam orasinya di atas mobil komando, mahasiswa menyatakan bahwa kepemimpinan Presiden Joko Widodo – Wapres Ma'ruf Amin, selama satu tahun ini, dianggap gagal menampung aspirasi masyarakat.
"Kami menyatakan Jokowi-Amin sebagai pemimpin yang gagal," kata seorang orator.
Mereka mempersoalkan proses pembuatan Undang-undang omnibus law (UU) Cipta Kerja yang dinilai tidak masuk akal. Mahasiswa menyebut, tidak masuk akal karena UU Cipta Kerja lebih dari 1.000 halaman dibahas dalam waktu satu bulan.
Pemerintah dan DPR RI dianggap tidak menampung aspirasi masyarakat dalam proses pembentukan produk hukum tersebut. Para anggota wakil rakyat justru melakukan rapat pembahasan secara tertutup di hotel - hotel.
"Omnibus law secara logika, tidak pernah masuk akal. Sebanyak 176 pasal lebih hanya dibahas singkat. Hanya dalam waktu satu bulan saja. Mereka rapat di hotel - hotel. Mereka rapat dengan tertutup," kata orator tersebut.
Aksi demonstrasi lanjuta itu memperoleh penjagaan aparat kepolisian yang mengerahkan 12.369. Personel aparat kepolisian berjaga di sejumlah titik, diantaranya di kawasan Patung Kuda di Jl Medan Merdeka Barat, dan Gedung di sekitar Gedungn DPR RI di Jl Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Baca juga: Polisi Tangkap 11 Pemuda Saat akan Ikut Demonstrasi UU Cipta Kerja, Dua Positif Narkoba
Selain mahasiswa, massa buruh dari menggelar aksi serupa. Diantara mereka mengabaikan protokol kesehatan, dan menyatakan tak khawatir terinfeksi virus corona atau Covid-19.
"Kami siap terpapar untuk menolak omnibus law," kata buruh dalam orasinya.
Selain melancarkan aksi unjukrasa dan turun ke jalan, orator meminta buruh turut menggunakan media sosialnya untuk menyuarakan penolakan omnibus law. Mereka juga menuntut presiden menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang -undang (Perppu).
"Gunakan media sosial, gunakan handphone kawan - kawan menyuarakan penolakan omnibus law. Manfaatkan itu," katanya.
Pengamatan Tribunnews.com di lokasi unjukrasa, massa buruh Lerikat Pekerja LEM, kemudian menyanyikan lagu dan yel - yel mereka. Beberapa orang menyalakan suar asap (flare smoke) warna oranye.
Baik mahasiswa maupun buruh juga dalam aksi itu dengan bergembira, mereka berjingkrak sambil bernyanyi. Keharusan menerapkan protokol kesehatan diabaikan, prinsip menjaga penjagaan jarak tak lagi diindahkan. Namun sebagian besar pendemo sudah mengenakan masker.
Aksi ini berlangsung sampai pukul 15.12 WIB, sejumlah massa mahasiswa silih berganti datang memadati kawasan Patung Kuda, dan Bundaran Air Mancur Bank Indonesia, Jakarta Pusat.