Di Daerah Ini Tercatat 1.400 Istri Berubah Status Jadi Janda, Didominasi Janda Muda, Ini Pemicunya!
sejak bulan Januari hingga bulan Oktober tahun 2020 ini, tercatat sudah ada 1.400 pasangan suami istri yang melalukan perceraian.
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Angka perceraian di masa Pandemi semakin meningkat.
Hal ini diduga saat masa Pandemi Covid-19 ini membuat penghasilan mayoritas masyarakat menurun.
Karena kondisi itu pula biduk rumah tangga warga berujung pada perceraian.
Melansir akun instagram Ndorobeii, sejak bulan Januari hingga bulan Oktober tahun 2020 ini, tercatat sudah ada 1.400 pasangan suami istri yang melalukan perceraian.
Dari 1.400 kasus itu, sebagian permohonan cerai diajukan oleh istri namun sebagian lainnya atas perceraian gugatan talak yang diajukan suami.
Daei 1.400 kasus itu, 1.110 diataranya telah diputus oleh Pengadilan Agama (PA) Karanganyar.
Baca juga: Sudah Bawa Bensin Hendak Bakar Rumah Keluarga Istri, Seorang Pria di Palembang Dilaporkan Kakak Ipar
Baca juga: VIRAL Naruto Meninggal Dunia, Para Wibu dan Warga Konoha Berduka, ada yang Menangis Histeris!
Sedang 290 kasus sisanya saat ini masih dalam proses persidangan.
Untuk permohonan dispensasi nikah, ada sekitar 390 permohonan. Humas PA Karanganyar, Ahmad Tajjal mengatakan jika dibandingkan dengan tahun lalu di bulan yang sama, angka perceraian di Karanganyar mengalami peningkatan hampir 30 persen.
“Rata-rata usia perkawinan mereka yang mengajukan gugatan perceraian tersebut lima tahun ke atas,” paparnya.
Ia menguraikan faktor penyebab atau alasan mengajukan gugatan perceraian itu lebih didominasi karena alasan ekonomi.
Sedang penyebab perceraian akibat orang ketiga atau perselingkuhan yang dilakukan salah satu pihak hanya sekitar dua persen.
Ahmad menjelaskan kasus perceraian memang lebih banyak diajukan oleh pasangan saat usia perkawinan baru mencapai lima tahun.
Pasalnya menurut Ahmad Tajjal, karena tingkat tingkat emosiaonal keduanya masih labil dan masih mencari jatidiri yang sebenarnya dalam berumah tangga.
“Biasanya mereka baru mencari jati diri, tingkat emosional masih tinggi yang mengakibatkan terjadinya ketidak harmonisan dan berujung pada perceraian,” ujarnya.
Untuk memutus perkara kasus perceraian, dibutuhkan waktu hingga 5 bulan sejak gugatan perceraian dilakukan. Terutama jika kedua belah pihak hadir dalam persidangan.
“Untuk memutus kasus ini membutuhkan waktu. Tidak hanya cerai, karena bisa saja terjadi gugatan harta gono gini dan hak asuh anak yang menjadi komulasi gugatan sehingga proses pemeriksaan menjadi panjang,” jelasnya.
Guna menekan angka perceraian, salah satu upaya yang dilakukan dengan memberikan nasehat kepada kedua belah pihak.
Seperti kita ketahui, Finansial menjadi momok paling mengerikan, bukan? Untuk itu, penting bagi kita memerhatikan masalah ekonomi sejak dini, terutama bagi pasangan yang usia pernikahannya masih tergolong muda.
Tenang, berikut Sripoku.com rangkum bagaimana cara mengatasi perceraian dalam masalah ekonomi.
Baca juga: S-MAN Doakan Sriwijaya FC Bisa Kembali Berjaya di Kancah Liga Indonesia dan Harumkan Nama Sumsel
Baca juga: Qusoi SH, Pentolan Ultras Palembang Sampaikan Harapannya di Ultah Ke-16 Sriwijaya FC
1. Manajemen peran
Manajemen peran yang dimaksud adalah pembagian anggaran kebutuhan dari pendapatan suami dengan istri. Bagaimana pembagiannya kembali lagi pada setiap pasangan.
Sebagai contoh, pendapatan istri untuk kebutuhan rumah tangga seperti belanja dapur, listrik, dan air. Adapun pendapatan suami dialokasikan untuk investasi dan pembelanjaan barang mewah (televisi, kulkas, mobil, rumah, dan lain-lain).
2. Ketat dan hemat dalam pengeluaran
Jangan salah, ya! Hemat bukan berarti pelit. Jika memang bukan kebutuhan mendesak dan begitu penting, pengeluaran bisa ditahan.
Bahkan, pengeluaran sekecil apa pun harus tetap diperhatikan. Justru, orang kaya di luar sana sangat ketat terhadap pengeluaran dalam jumlah kecil, lho!
3. Memahami lebih dalam
Dalam setiap hal yang memicu pertengkaran, setiap pasangan perlu memahaminya dengan sabar.
Bisa jadi pertengkaran tersebut bersumber dari ekonomi. Jika memang karena faktor ekonomi, kembali lagi pasangan harus mendiskusikan pengelolaan finansial agar tidak selamanya menjadi pemicu konflik.
Hal ini harus diperhatikan, karena pertengkaran kecil sekalipun bila berlangsung berkali kali, bisa berujung pada perceraian.
4. Memiliki Perkejaan Tambahan di Luar Jam kantor
Jika dirasa penghasilan bulanan pas-pasan sedangkan kebutuhan rumah tangga semakin banyak, sudah waktunya kalian memiliki pekerjaan tambahan. Dalam hal ini kalian bisa memanfaatkan relasi kantor atau mulai merintis bisnis kecil-kecilan.
Namun, bicarakan hal ini dengan pasangan terlebih dahulu. Jangan sampai pasangan kamu tidak tahu-menahu soal pekerjaan tambahan ini. Kuncinya adalah komunikasi dan keterbukaan tentang kondisi keuanganmu juga.
5. Memiliki rencana jangka panjang
Kebutuhan mendatang bisa jadi lebih banyak. Segeralah diskusi dengan pasanganmu untuk memprediksi kebutuhan di bulan dan tahun berikutnya.
Dari sana, kalian bisa akan membuat rencana jangka panjang, seperti investasi yang dimulai sejak dini.
6. Konsultasi
Perceraian bukan solusi terbaik dalam menghadapi masalah rumah tangga. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut yaitu Konsultasi keluarga.
Pola terapi konflik keluarga yang digunakan adalah “Dialogis Emansipatif” Rumah Amalia hadir untuk membantu memberikan solusi konsultasi pasca pernikahan pasca pasangan yang akan menikah.
7. 3 M, Memberi, Memaklumi dan Memaafkan
Konflik rumah tangga kerap terjadi ketika salah satu pasangan menuntut, tidak ada keinginan untuk saling memberi sehingga harus ditanamkan kepada masing-masing suami istri untuk mempunyai keinginan saling memberi.
Ketika pasangan hidup kita bermasalah, melakukan kesalahan sengaja atau tidak maka tugas yang lain adalah memaklumi. Kemudian memaafkan.
Apabila kesalahan seperti berbohong mengkhianati selingkuh yang dirasakan menyakitkan maka maafkanlah pasangan.
Baca juga: Fakta Mengejutkan dari Aktor Laga Jackie Chan, Ternyata Ini Profesi Ayah dan Ibunya, tak Disangka!
Baca juga: Jaring Ikan, Warga di Muratara Malah Dapat Buaya Sepanjang 2 Meter, Kini Jadi Tontonan
