Akibat Komunikasi Publik Buruk, Program Kemendikbud Banyak Bikin Kegaduhan
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menyoroti kegaduhan yang dinilai akibat buruknya Komunikasi Publik Kemendikbud.
SRIPOKU.COM, Jakarta - Ketidakmampuan Kemendikbud dalam mengelola komunikasi publik yang banyak menimbulkan kegaduhan menjadi sorotan Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda.
"Kegaduhan Program Organisasi Penggerak ( POP) menjadi contoh konkret betapa buruknya komunikasi publik Kemendikbud," ujar Syaiful Huda dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (21/10/2020).
Program POP yang merupakan turunan program merdeka belajar ini, menurut Huda, ternyata menimbulkan polemik berkepanjangan di berbagai elemen masyarakat. Banyak pemerhati pendidikan protes terkait ketidakjelasan mekanisme rekruitmen dan indikator entitas Pendidikan yang masuk POP yang akhirnya membuat program tersebut harus ditunda.
Komisi X selanjutnya menyorotkan berbagai kegaduhan lain yang ditimbulkan Kemendikbud. Kebijakan mengandeng Netflix, jargon Merdeka Belajar yang ternyata merek swasta, dan somasi pemilik film yang karyanya digunakan untuk materi belajar dari rumah adalah contoh kegaduhan yang ditimbulkan Kemendikbud.
"Menurut kami kegaduhan-kegaduhan ini muncul akibat kurang bagusnya Kemendikbud dalam mengelola komunikasi mereka," ucap Huda. "Oleh karena itu, ke depan kami meminta agar hal tersebut bisa diperbaiki sehingga kerja besar pendidikan tidak tersandera oleh hal-hal kecil yang bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik," katanya.
Huda menekankan juga, bahwa perbaikan komunikasi juga harus dilakukan khususnya untuk wacana perbaikan kurikulum pendidikan di Tanah Air. Menurut dia, perbaikan kurikulum merupakan kerja besar yang harus dikaji secara matang dengan mempertimbangkan pandangan dari banyak kalangan.
Jangan sampai publik kembali dikejutkan dengan bocornya rencana penghapusan mata pelajaran Agama yang hendak digabung dengan mata pelajaran Moral-Pancasila, atau kebijakan menjadikan pelajaran Sejarah sebagai mata pelajaran pilihan.
"Kami berharap, khusus untuk kurikulum ini, Kemendikbud harus benar-benar hati-hati karena perubahan kurikulum akan berdampak besar pada wajah pendidikan di Tanah Air," ujar politisi PKB ini. "Oleh karena itu rencana tersebut harus dikomunikasikan secara baik dengan para pemangku kepentingan pendidikan di Indonesia," tutur dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Setahun Nadiem, Ketua Komisi X Minta Kemendikbud Perbaiki Komunikasi Publik"