Trending di Twitter, Berlatar Belakang Kekerasan Seksual, Hyung-seon Buka Layanan Jasa Reparasi

Tranding di Twitter, Berlatar Belakang Kekerasan Seksual, Hyung-seon Wanita Asal Korea Selatan Buka Layanan Jasa Reparasi

Penulis: Chairul Nisyah | Editor: Sudarwan
Twitter BBC News (world)
Ahn Hyung-seon penggagas layanan reparasi wanita 

SRIPOKU.COM - Jika kita biasa melihat petugas layanan jasa reparasi dilakukan oleh pria, maka akan berbeda dengan jasa layanan reparasi yang ada di Negara Korea Selatan.

Pasalnya, layanan jasa perbaikan atau reparasi di Korea Selatan ini semua petugasnya adalah wanita.

Hal ini menjadi perbincangan hangat dan sempat menjadi trending topik di media sosial twitter.

Berita ini menjadi perbincangan hangat berawal dari laporan berita BBC yang dibagikan di media sosial twitter, pada Rabu (14/10/2020) beberapa hari lalu.

"As a child I loved playing with tools... but people would tell me that stuff is not for girls"

Ahn Hyung-seon set up an all-woman repair service — for South Korean women who feel nervous about having men they don't know in their home,"tulis akun twitter BBC News, Rabu (14/10/2020).

Laporan berita BBC yang dibagikan di media sosial twitter, pada Rabu (14/10/2020)
Laporan berita BBC yang dibagikan di media sosial twitter, pada Rabu (14/10/2020) (Twitter BBC News (world))

Diceritakan bahwasanya layanan ini pertama kali digagas oleh seorang perempuan bernama Ahn Hyung-seon.

Ahn Hyung-seon penggagas layanan reparasi wanita ini tergerak hatinya dikarenakan latar belakang kekerasan seksual di Korea Selatan terus meningkat.

Baca juga: Ziarah ke Makam Suami, Wanita di Merangin Ini Kaget Lihat Makam Berlubang dan Tali Pocong Hilang

Baca juga: Saya Mencintai Kamu, Ucapan Tulus Ini Keluar dari Mulut Lesty, Balasan Rizky Billar Cuma Begini!

Baca juga: Kuasa Hukum Ilyas-Endang Pilih Bijak Tanggapi Komentar Pihak Panca-Ardani Terkait Diskualifikasi

Baca juga: Jumlah Pemilih Pilkada di Musirawas Turun Dibandingkan Jumlah Pemilih Pileg dan Pilpres

Terlebih korban kekerasan seksual di Korea Selatan, mayoritas korbannya adalah wanita.

Hal ini juga disampaikan oleh salah satu akun twitter yang me-retweet unggahan BBC, @margianta.

"Kekerasan seksual di Korea Selatan meningkat 2x lipat dalam 10 tahun terakhir. Mayoritas korbannya perempuan. Melihat ini, Ahn Hyung-seon akhirnya buka jasa reparasi oleh pekerja perempuan, untuk para perempuan yg takut rumahnya kedatangan laki2 asing." tulis akun twitter @margianta.

Berawal Pengalaman Pribadi

Dikutip dari wawancara dengan BBC, Ahn Hyung-seon selaku penggagas pemberi layanan reparasi wanita ini, mengaku terinspirasi membuka layanan tersebut, berawal dari pengalaman hidupnya sendiri.

Saat dirinya masih kecil, ia mengaku suka bermain dengan alat-alat dan merapikan kotak-kotak peralatan.

Namun, orang-orang selalu mengatakan bahwa hal-hal seperti itu bukan untuk anak perempuan.

Setelah dewasa dan hidup sendiri selama 10 tahun, ia menyadari, setiap ada yang rusak di rumahnya dan harus memanggil jasa perbaikan, hanya petugas laki-laki yang selalu datang.

"Mengapa tidak ada perempuan di sektor ini," kata dia.

Tangkapan layar video BBC, Ahn Hyung-seon yang membuka jasa reparasi oleh pekerja perempuan, untuk para perempuan yang takut rumahnya kedatangan laki-laki asing.
Tangkapan layar video BBC, Ahn Hyung-seon yang membuka jasa reparasi oleh pekerja perempuan, untuk para perempuan yang takut rumahnya kedatangan laki-laki asing. 

Pertanyaan ini pun menjadi salah satu alasan yang membuatnya membuka layanan jasa perbaikan dengan semua personelnya perempuan.

Tidak hanya untuk memberdayakan para perempuan, layanan ini disebut bertujuan untuk membantu mereka yang tidak nyaman saat membiarkan laki-laki asing masuk ke rumahnya.

"Mempertimbangkan apa yang terjadi di Korea, mungkin akan menjadi tidak nyaman. Kasus-kasus pendobrakan masuk terus meningkat dan menimbulkan kekhawatiran," tuturnya.

Menekan risiko kekerasan seksual Menurut Hyung-seon, dalam 10 tahun terakhir, kasus-kasus kekerasan seksual di Korea Selatan terus mengalami peningkatan.

Hampir 90 persen korban kasus kekerasan tersebut dialami oleh perempuan. Oleh karena itu, ia berharap bahwa layanan yang digagasnya ini dapat meminimalisasi risiko tersebut dan membuat para perempuan lebih nyaman saat memanggil jasa perbaikan.

Layanan yang dirintisnya telah berhasil memperbaiki kerusakan-kerusakan pada lebih dari 500 rumah tahun lalu. Kini, perusahaannya pun terus tumbuh.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved