Cara Pengusaha Pemotretan Bayi di Palembang Eksis di Tengah Pandemi, Kesehatan Bayi Jadi Prioritas

Masa pandemi rupanya tak menghambat bisnis fotografi khusus untuk pemotretan bayi (newborn photography) di Palembang.

Penulis: Jati Purwanti | Editor: Refly Permana
dokumen pribadi
Nyna Alkaff saat mempersiapkan sesi pemotretan bayi.(dokumtasi pribadi) 

Laporan wartawan Sripokucom, Jati Purwanti

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Masa pandemi rupanya tak menghambat bisnis fotografi khusus untuk pemotretan bayi (newborn photography) di Palembang.

Meski permintaan tak sebanyak di masa normal, penyedia jasa pemotretan bayi tetap meraih cuan.

Nyna Alkaff, misalnya, fotografer sekaligus pemilik jasa usaha pemotretan bayi dengan nama Instagram potretbayi, mengaku masih dicari konsumen dari kalangan orangtua yang baru saja memiliki buah hati.

Baca juga: Pemkot Lubuklinggau Mulai Fokus Penanganan Covid-19 Ketimbang Pencegahan, Kasus Terus Meningkat

"Masih banyak peminat jadi masih bisa bertahan di masa pandemi. Tetapi, saya membatasi pemotretan sebulan cuma empat kali pemotretan.

Jadi, satu hari satu klien supaya bisa lebih fokus," ujar Nyna, Kamis (15/10/2020).

Pembatasan konsumen ini pun dilakukan Nyna agar mengurangi intensitas bertemu banyak orang untuk meminimalisasi penularan Covid-19.

Pemakaian masker bukan hanya fotografer, namun juga pihak konsumen.

Baca juga: Sidang Korupsi Dana Pagar Makam Pagaralam, Saksi: Ada Staf ke Rumah Mantan Kadinsos Bawa Kantong

Setiap kali pemotretan dengan beberapa sesi yang terdiri dari sesi bedong hingga sesi gaya, Nyna mematok tarif mulai Rp 1,5 - 4 juta untuk ful album.

"Pas masih normal sebulan bisa ada delapan klien. Sekarang masih lumayan, alhamdulilah masih ada separuhnya," ujarnya lagi.

Dia mengatakan, jauh sebelum ada pandemi Covid-19 pun saat melakukan pemotretan bayi dia dan tim pun telah terbiasa memakai masker. Hal ini bertujuan untuk melindungi bayi.

Baca juga: Mengejutkan Batu Malin Kundang yang Legendaris Tenggelam untuk Pertama Kalinya, Ini Penyebabnya.

Pemotretan bayi pun diusahakan di ruangan yang sirkulasi udaranya bagus atau tempat terbuka seperti teras rumah pada pagi hari sekalian bayi berjemur.

"Bedanya di masa pandemi lebih fokus dengan protokol kesehatan. Jadi, harus cuci tangan cuci tangan dulu," kata Nyna.

Menurut Nina, pemotretan bayi dengan berbagai pose ini tetap aman dan tidak membuat bayi mengalami masalah tulang dan sebagainya.

Baca juga: Groundbreaking Tol Trans Sumatera Ruas Palembang-Betung di Banyuasin, Ada Wartawan Dilarang Masuk

Terlebih, sebelum menekuni bisnis foto bayi ini, Nyna telah lebih dulu menjalani pelatihan dan sertifikasi dengan fotografer profesional khusus potret bayi.

Awalnya Nyna memulai bisnis ini di Juli 2019. Itu pun karena ketidaksengajaan saat diminta memotret anak guru meriasnya.

Fotonya pun masih tergolong standar namun sang guru pun suka dengan hasil fotonya. Kemudian, tak lama berselang salah satu sepupu Nyna yang merupakan pemilik klinik kesehatan memintanya memotret bayi di kliniknya.

Baca juga: Pohon Besar Tumbang di Jalan Lintas Sumatera Lubuklinggau, Lalu Lintas Sempat Ditutup Satu Jam

Mulanya Nina memotret bayi usia satu hari. Namun sejak beberapa bulan lalu, dia hanya memotret bayi usia empat hari ke atas karena leher bayi sudah lumayan kuat dan tegak.

"Saya punya kamera karena biasa foto konsumen bisnis make up artist saya. Dari sana saya seriusi, ambil sertifikasi dan belajar soal teknik foto bayi baru lahir," jelas dia.

Bagi Nina, memotret bayi mempunyai tantangan tersendiri. Pemotretan pun harus dilakukan dengan tenang, sabar dan tidak gugup. Jika harus memegang bayi pun harus dalam keadaan emosi yang stabil atau tidak sedang kesal.

"Kalau kita emosinya lagi enggak bagus bayi akan nangis. Kontak batin penting dengan bayi saat foto. Intinya harus sabar." kata Nyna.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved