Peringatan BPBD Sumsel, Hidrometeorologi Mulai Hantui Dataran Rendah dan Tinggi di Sumsel

BPBD Sumsel mulai memetakan daerah di Sumsel yang berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

Penulis: Jati Purwanti | Editor: Refly Permana
sripoku.com/alan
Tiang listrik trafo di Desa Sukamarga Kecamatan BPRRT tumbang akibat hujan deras sebabkan longsor, Selasa (29/9/2020). 

Laporan wartawan Sripoku.com, Jati Purwanti

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Memasuki masa transisi dari musim kemarau ke musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Selatan mulai melakukan penyiagaan hadapi potensi bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah di Sumsel.

Saat ini, BPBD Sumsel mulai memetakan daerah di Sumsel yang berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

Adapun daerah di Sumsel yang berpotensi terjadi bencana banjir selama musim penghujan yaitu daerah dataran rendah seperti Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Banyuasin, Pali, OKU Timur, Empat Lawang, Musi Banyuasin, OKI, dan OKU Timur.

Baca juga: Banyak Ditemukan Data Ganda dan Pindah Domisili, Jumlah DPT Pilkada 2020 di PALI tak Sebanyak Pileg

Sementara itu, untuk daerah dataran tinggi yang rentan mengalami tanah longsor dan banjir bandang akibat hujan ekstrem dan pergerakan tanah di antaranya Muara Enim, Semendo, Pagaralam, PALI, dan OKU Selatan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatra Selatan, Iriansyah, mengatakan BPBD Sumsel telah menyiapkan upaya antisipasi dengan mempersiapkan peralatan dan bantuan jika ada permintaan dari daerah nantinya.

“Penempatan personil dan peralatan juga sudah dikoordinasikan dengan dinas terkait seperti PUBM dan sebagainya. Utamanya penempatan alat berat.

Biasanya longsor yang terjadi menutupi akses jalan di Sumsel sehingga butuh upaya percepatan membuka akses jalan yang tertutup material longsor,” katanya usai rapat koordinasi siaga bencana hidrometeorologi di kantor BPBD Sumsel, Selasa (13/10/2020).

Baca juga: Untuk Pastikan Aman Berwisata di Masa Pandemi Amanzi Waterpark Terapkan Prosedur Ini

Iriansyah menyebutkan, bencana banjir di Sumsel juga sering terjadi apabila ada banjir kiriman dari provinsi lain seperti Bengkulu sehingga di Empat Lawang, pemukiman warga sering terendam dengan ketinggian hingga 3 meter.

“Ini yang perlu diwaspadai, karenanya di daerah aliran sungai ini, sudah kita antisipasi agar semua BPBD di daerah, termasuk Tagana, Basarnas, dan semua pihak terkait untuk menempatkan personil, peralatan, termasuk membuka posko,” ujar dia.

Menurut Iriansyah, meski sampai saat ini belum terjadi bencana banjir dan longsor, namun kesiapsiagaan sangat diperlukan.

Baca juga: 8 Anggota KAMI yang Ditangkap Polisi di Medan dan Jakarta, Ada Mantan Komisaris BUMN Era SBY

Pihaknya pun telah menginstruksikan tiap daerah di Sumsel untuk siaga bencana. Selain itu, masyarakat pun sudah diinformasikan ancaman bencana sehingga diminta untuk tetap waspada.

“Di Sumsel sendiri sudah terjadi bencana angin puting beliung di Muara Enim dan Prabumulih. Biasanya potensi yang sama juga terjadi di OKI, Ogan Ilir, dan Banyuasin,” jelasnya.

Berdasarkan prediksi BMKG, musim penghujan sudah mulai masuk pada Oktober ini, sedangkan puncak musim penghujan muali akan terjadi pada November dan Desember.

Baca juga: Sepak Terjang Seorang Pembobol Minimarket Muaradua OKU Selatan, Ternyata Spesialis Curanmor

“Kita masih menunggu daerah menetapkan status siaga bencana banjir, longsor dan angin puting beliung. Sembari menanti itu, tiap daerah harus bisa mempersiapkan pencegahan dan penanganan bencana hidrometeorologi,” jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved