Mengapa Selama Pandemi Anak Jadi Sulit Makan?

Aktivitas kini hanya terbatas dilakukan di rumah saja berpotensi memicu rasa bosan & stres. Tidak hanya dialami orang dewasa, anak-anak pun merasakan.

Editor: Bejoroy
karlasingson.com
Ilustrasi. Nafsu makan yang berkurang atau perilaku pilih-pilih makanan pada anak dapat memengaruhi asupan nutrisi yang dikonsumsi. Padahal, mereka butuh asupan gizi seimbang. 

SRIPOKU.COM - Selama pandemi banyak orangtua menghadapi tantangan dalam pengasuhan buah hatinya, salah satunya perubahan pola makan anak balitanya. Tak sedikit orangtua yang mengeluh anaknya menjadi rewel dan susah makan.

Aktivitas yang kini hanya terbatas dilakukan di rumah saja berpotensi memicu rasa bosan dan stres. Tidak hanya dialami orang dewasa, anak-anak pun merasakannya.

Namun, karena kemampuan anak mengelola perasaannya masih terbatas, rasa stress itu muncul dalam bentuk perubahan perilaku.

Anak Sulit Makan? Coba Pakai Langkah-langkah Ini untuk Mengatasinya

Ramalan Bintang Sabtu 3 Oktober 2020: Leo Melewati Hari dengan Sedikit Pertengkaran Kecil

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

“Kemampuan anak mengelola stres berbeda dengan orang dewasa. Sehingga ada perilaku yang berubah, misalnya jadi rewel, gampang menangis, atau susah makan. Mereka masih butuh bantuan orangtua untuk mengolah stress dengan baik,” kata psikolog Putu Andani M.Psi dalam webinar Bicara Gizi yang diadakan oleh Danone (30/9).

Nafsu makan yang berkurang atau perilaku pilih-pilih makanan pada anak dapat memengaruhi asupan nutrisi yang dikonsumsi. Padahal, mereka butuh asupan gizi seimbang.

Dijelaskan oleh dokter spesialis gizi klinis Juwalita Surapsari M.Gizi, agar anak mendapatkan gizi seimbang, kebutuhan nutrisi makro seperti karbohidrat, protein, lemak, serta gizi mikro seperti vitamin dan mineral, harus terpenuhi.

“Namun, membuat anak mengonsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisinya juga bukan perkara mudah. Saat di rumah saja, anak cenderung cepat bosan dan memilih makanan yang mereka sukai saja. Hal ini bisa berdampak pada kurangnya asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang optimal,” kata Juwalita.

ilustrasi
Update 2 Oktober 2020. (https://covid19.go.id/p/berita/)

Lebih kreatif

Momen di rumah saja sebenarnya merupakan saat yang tepat untuk memperkenalkan anak pada gaya hidup sehat dengan konsumsi makanan bernutrisi.

Juwalita mengatakan, orangtua tidak boleh putus asa dalam menawarkan makanan sehat pada anak, misalnya dengan membuat variasi jenis nutrisi.

“Untuk anak berusia 1-3 tahun, dalam sehari mereka harus mengonsumsi 3 porsi makanan pokok, 3 porsi buah-buahan, 2 porsi lauk-pauk, dan 1,5 porsi sayur. Tak lupa, harus rajin minum air dan membatasi konsumsi gula, garam, dan minyak, tutur Juwalita.

Salah satu cara mencukupi kebutuhan gizi anak adalah dengan membuat jadwal makan yang teratur serta memberikan makanan selingan.

Untuk mengusir rasa bosan anak, Putu merekomendasikan agar orangtua mengajak anak melakukan sesuatu yang baru.

Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved