Berita Palembang

Terjaring Razia, Anak Jalanan Asal Medan Ini Nyanyi Lagu Darah Juang di Mapolda Sumsel

Setidaknya 46 orang baik terdiri dari juru parkir liar, preman, pengaman, dan anak jalanan diamankan oleh Jatanras Polda Sumsel

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Bayazir Al Rayhan
Hendra Saputra Permana (39) anak punk berambut Mohawk dan bertato ini menyanyikan lagu darah juang saat diamankan di Polda Sumsel 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Setidaknya 46 orang baik terdiri dari juru parkir liar, preman, pengaman, dan anak jalanan diamankan oleh Jatanras Polda Sumsel, Kamis (1/10/2020).

Ke 46 orang ini diamankan setelah Jatanras Polda Sumsel menggelar razia kejahatan jalanan dan aksi premanisme di sejumlah wilayah di Kota Palembang.

Saat diamankan dan dibawa ke Mapolda Sumsel, terlihat seorang anak punk yang memiliki rambut jambul tinggi dan sedikit pirang menyanyikan sebuah lagu yang tak asing dikalangan orang banyak terutama kaum mahasiswa.

Pemuda tersebut mengaku bernama Hendra Saputra Permana (39) yang mengaku berasal dari Medan, Sumatera Utara.
Namun dari KTP nya terlihat nama asli pemuda itu ternyata Sariman.

Anak punk ini saat diamankan di Polda Sumsel sempat menyanyikan lagu darah juang diiringi ukulele yang dimainkan oleh temannya.

Aksi Kocak Seorang Preman di Palembang Nangis Meraung-raung Saat Diamankan Katim Hergon CS

 

Jatanras Polda Sumsel Amankan Puluhan Preman di Palembang, Temukan Tuak hingga Lem Aibon

Bernyanyi dengan suara besar dan penuh percaya diri, Sariman pun terlihat hapal dengan lagu tersebut walaupun terlihat sesekali salah menyebutkan liriknya.

Dikatakannya, dia mengetahui lagu darah juang tersebut sejak lama.

Bahkan diakuinya dulu Sariman pernah berkuliah namun tidak sampai lulus.

Setelah menyanyikan lagu tersebut, saat didekati, Sariman mengakui bahwa sudah tiga tahun menetap di Palembang.

"Aku sudah 15 tahun keliling ke berbagai tempat. Hampir seluruh Indonesia pernah aku datangi," kata anak punk berambut mohawk satu ini, Kamis (1/10/2020).

Dengan tindik besar di telinga serta tato yang memenuhi hampir seluruh tubuhnya, Hendra mengaku tergabung dalam komunitas anak jalanan.

Dihadapan media yang mewawancarainya, dia menyebut sebenarnya memiliki usaha sablon bersama rekan-rekannya.

Sariman tak dapat mengelak saat ditanya lebih lanjut mengenai aktivitas mengamen yang biasa dilakukannya di sejumlah jalan lintas kota palembang.

Ia menyebut bahwa hal tersebut adalah suatu bentuk menyalurkan jiwa seni yang terpendam dalam dirinya.

"Tadi lagi duduk-duduk karena lagi tidak ada kerjaan. Biasanya ngamen terus bantu bantu usaha sablon.

Tapi kami tidak ada ikut melakukan tindak kejahatan. Kami juga minum tuak, tapi itu kan jamu untuk menghangatkan tubuh," katanya.

Setelah didata dan dipastikan tidak ada unsur kriminal dari dirinya, Sariman beserta 45 orang lainnya diizinkan pulang serta diberikan imbauan agar tidak meresahkan masyarakat.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved