Dulu Berkuasa jadi Panglima Perang Jokowi Sekarang Bukan Siapa-siapa, Pedih Jenderal Gatot Nurmantyo
Dalam penuturannya, nama yang disematkan oleh ayahnya merupakan inspirasi dari pahlawan kemerdekaan RI
Penulis: fadhila rahma | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo membeberkan dirinya dicopot oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari jabatannya karena terkait pemutaran film G30S/PKI.
Saat itu Gatot Nurmantyo menginstruksikan kepada jajarannya agar memutar film G30S/PKI secara serempak di seluruh daerah di Indonesia.
Lewat kanal YouTube Hersubeno Point, Gatot menyatakan bahwa pergantian jabatannya sebagai orang nomor satu di TNI itu berkaitan dengan instruksinya untuk memutar film G30S/PKI.
"Saat saya menjadi Panglima TNI, saya melihat itu semuanya maka saya perintahkan jajaran saya untuk menonton G30S/PKI. Pada saat itu saya punya sahabat dari salah satu partai saya sebut saja PDI menyampaikan, 'Pak Gatot, hentikan itu. Kalau tidak, Pak Gatot akan diganti'," kata Gatot dalam sebuah tayangan YouTube, Rabu (23/9/2020) lalu.
• JENDERAL Polisi Bintang 2 Ini Teringat dengan Almarhum KHM Zen Syukri, saat Laksanakan Sholat Tasbih
• Inilah Momen Sebelum Bentrokan di TMP Kalibata, Gatot Nurmantyo Bersitegang dengan Dandim Jaksel
• Sosok Polisi Berpangkat AKBP yang Hentikan Pidato Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo di Acara KAMI
• MANTAN Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo Tolak Tawaran jadi Menhan yang Dijabat Prabowo Sekarang
• Istana tak Tinggal Diam Saat Gatot Nurmantyo Dicopot jadi Panglima TNI Akibat Nobar Film G30S/PKI

Gatot Nurmantyo memiliki karier yang moncer di dunia militer.
Ketekunan dan kerja keras membuatnya mampu menduduki posisi tertinggi di Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan menjadi Panglima pada usia 55 tahun. Ia berangkat dari matra Angkatan Darat.
Namanya kembali mencuat menjadi perbincangan setelah bergabung sekaligus deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) bersama puluhan tokoh nasional lainnya pada Selasa, 18 Agustus 2020.
Pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960 ini awalnya bercita-cita untuk menjadi arsitek.
Namun karena kondisi keuangan keluarga yang tak memungkinkan ia memilih untuk mendaftarkan diri sebagai tentara.
Dalam penuturannya, nama yang disematkan oleh ayahnya merupakan inspirasi dari pahlawan kemerdekaan RI Jenderal Gatot Subroto yang namanya kini diabadikan sebagai salah satu nama jalan protokol di Ibu kota Jakarta.
Usai lulus sekolah menengah, Gatot melanjutkan ke sekolah militer pada tahun 1982.
Ia memulai kariernya di pasukan infantri baret hijau Kostrad.

Banyak tugas berat yang diemban, mulai tugas penguasaan teritorial, pasukan, dan pendidikan di lingkungan Angkatan Darat.
Keberuntungan menyertai Gatot dengan melesatnya karier yang terus meroket.
Namanya semakin terang setelah ditarik dari tugas di Papua ke Jakarta sebagai Kasdivif 2/Kostrad, lalu ke Dirlat Kodiklat.