Dinamai Burhan Kapak Bantai, Inilah Algojo Sadis Pembantai Anggota PKI Usai G30S, Bermula Kebencian
Burhan Kapak mempunyai prinsip " Daripada dibunuh lebih baik membunuh " dan menjadi algojo pembantai pki.
Pistol yang ia dapatkan adalah pistol berjenis FN yang ia dapatkan dari tentara sekitar bulan November 1965.
Burhan mengaku bahwa ia sering kembali ke markas Kostrad yang saat itu bertempat di Gedung Wanitatama, di Yogyakarta untuk meminta peluru.
Di wilayah Yogyakarta, Burhan menggelar operasi untuk mencari anggota, tokoh, maupun simpatisan PKI.
Operasi yang ia lakukan hampir setiap hari ini dimulai pada akhir 1965 hingga pertengahan tahun 1966.
Wilayah operasi Burhan juga tidak hanya berada di sekitar Yogyakarta, melainkan sampai ke daerah Luweng, Gunungkidul, kemudian ke Manisrenggo, dan Kaliwedi, Klaten, Jawa Tengah.
Diakui olehnya bahwa di daerah Kluweng, ia mengeksekusi orang-orang PKI pada malam hari dengan cara menutup mata dan mendorong mereka dari tebing tinggi ke aliran sungai yang mengalir ke pantai selatan Jawa.
Sedangkan di Kaliwedi, di sebelah barat Klaten, sebelum melakukan eksekusi, ia meminta warga membuat parit sepanjang 100 hingga 200 meter untuk menaruh anggota PKI dan simpatisannya sebelum dieksekusi.
Eksekusi yang dilakukan di Kaliwedi dilakukan memakai senjata laras panjang dan senjata berjenis AK.
Sedangkan laras pendek digunakan untuk memastikan orang-orang yang ia bunuh benar-benar telah mati.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)
Tautan: