Kini Janda Bolong Dihargai Rp100 Juta, Siapa  'Penggorengnya' yang Bikin Harga Jadi Irasional

Kelatahan terhadap gejala yang ada di tengah masyakarat pun bisa mengalahkan hal-hal yang tak masik akal.

Editor: Salman Rasyidin
Twitter.com/@FirstUpRNZ
Harganya tembus 2 Yamaha NMAX terbaru, tanaman janda bolong sempat pecah rekor, ini kehebatan lainnya.       

(tribunnews.com)

Tanaman Janda Bolong yang lagi viral dan trending di twitter hari ini, (27/9/20) lagi rame diomongin dan dicari

Pasar irasional ini jugalah yang saat ini terjadi pada harga jual jenis tanaman monstera di Indonesia.

Gejala irasionalitas

Namun, pasar irasional ini juga sudah beberapa kali terjadi di Tanah Air sebelumnya.

"Di Indonesia ini terjadi berulang pada saat booming ikan louhan, daun anthurium, sampai batu akik (ini) menunjukkan adanya gejala irasionalitas di pasar," jelas dia.

"Misalnya pada saat anturium dihargai setara mobil Innova pada saat itu, ternyata ada permainan antar pedagang tanaman hias atau kartel yang menggoreng harga sehingga bisa ratusan juta rupiah," ungkap dia.

Permainan yang dimaksud Bhima adalah upaya di antara para pedagang untuk sepakat menaikkan harga item tertentu, sehingga muncullah harga baru yang berbeda.

Tidak hanya itu, para pemain di balik harga pasar ini juga menciptakan rumor-rumor tertentu untuk mempermulus upayanya dalam melambungka harga.

janda

                                                                                                                                                             Intisari

 Manfaat kesehatan tanaman janda bolong

"Yang dilakukan adalah proses pembentukan harga di antara sesama pedagang, kemudian diciptakan rumor atau isu agar masyarakat makin tertarik beli. Ada forum-forum kolektor juga, diciptakan imajinasi bahwa yang warna tertentu, bentuk tertentu punya harga lebih," katanya lagi.

Misalnya, saat ini tanaman monstera dengan jenis variegata atau memiliki campuran warna putih dan hijau, dibanderol harga lebih tinggi daripada monstera yang berwarna hijau biasa, karena disebut langka, dan sebagainya.

"Jadi diciptakan pembenaran bahwa harga yang fantastis itu wajar," ujarnya.

Namun, satu hal yang perlu diselidiki menurut Bhima adalah siapa yang bermain di balik semua ini.

Menurutnya, spekulan pasar selalu menciptakan produk untuk dipermainkan.

"Iya memang ada perubahan perilaku juga selama pandemi, masyarakat banyak WFH, sehingga perhatian terhadap interior rumah, termasuk tanaman indoor naik. Jadi ada tren ini, tapi juga digoreng oleh spekulan," pungkas Bhima.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Balik Mahalnya Janda Bolong, Apa yang Terjadi?"

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved