Berita Palembang

Peralihan Musim di Sumsel, Warga Diminta Waspadai Hujan Deras hingga Angin Puting Beliung

Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini sedang memasuki peralihan musim atau masa pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan.

Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Yandi Triansyah
tribunsumsel.com/edison
Warga memperbaiki atap rumah pasca tersapu angin puting beliung. 

laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini sedang memasuki peralihan musim atau masa pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan.

Dalam kondisi pancaroba Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palembang meminta masyarakat Sumsel agar waspada akan terjadinya hujan deras dan angin puting beliung.

Kepala Seksi Data dan Informasi dari BMKG Stasiun Klimatologi Klas I Kenten Palembang, Nandang Pangaribowo mengatakan wilayah Sumsel masuk masa pancaroba pada pertengahan Oktober.

Masa pancaroba membuat risiko bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menurun.

Selama peralihan musim hujan, Nandang meminta masyarakat waspada dengan perubahan cuaca yang signifikan dan terjadi dalam tempo cepat sehingga berpotensi terjadinya hujan deras disertai angin kencang.

"Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan adanya bencana hidrometeorologi pada masa pancaroba ini seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang, puting beliung," katanya, Minggu (27/9/2020).

Waspadai Angin Puting Beliung, BMKG Palembang Sebut Berikut Ini Jadi Tanda-tandanya

 

Angin Puting Beliung Rusak 68 rumah Warga di Prabumulih, Begini Cara Mengantisipasi Versi BMKG

Ia menyebut, perubahan tempo cuaca secara cepat juga membuat arah angin masih bervariasi serta berpindah-pindah.

Adapun kawasan yang berdampak angin kencang dan petir hingga berpotensi menimbulkan kerusakan di wilayah topografi landai seperti di Palembang, OKI, Muara Enim, Lahat, Musi Banyuasin dan sebagian Banyuasin.

"Prediksi sifat hujan selama pancaroba levelnya sedang hingga tinggi.

Perubahan cuaca yang terjadi sangat cepat. Ini terjadi hampir diseluruh wilayah Sumsel," jelas Nandang.

BMKG memprediksi, awal musim hujan 2020-2021 sebagian besar masuk di Oktober Dasarian I sampai III.

Namun bagian utara Sumsel diprediksi baru terjadi di akhir September, sehingga potensi kebakaran hutan mulai berkurang.

Menurutnya, periode pendek masa kemarau juga turut dipengaruhi kondisi iklim yang lebih basah ketimbang tahun lalu, hingga membuat potensi hotspot serta kebakaran hutan maupun kebakaran lahan merosot.

"Masuknya musim pancaroba maka musim kemarau 2020 lebih singkat, yaitu selama 10 - 12 dasarian dimulai sejak Juni.
Makanya, sampai saat ini belum terdeteksi adanya asap kiriman ke Kota Palembang dibanding tahun lalu," ungkapnya. (Oca)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved