Tragis, Kesetrum Listrik Bertegangan Tinggi, Dua Tangan Hasnawi, Buruh Bangunan Ini Harus Diamputasi
Saya mengucap bismillah sejak dua hari yang lalu dan alhamdullillah banyak yang memberikan donasinya kepada saudara kita Hasnawi," kata Khairul Fahmi
SRIPOKU COM, ACEH -- Malang nian nasib lelaki ini.
Musibah datang menghampiri.
Adalah Hasnawi (41).
Suatu hari di penghujung Juni 2020, pria kelahiran Peusangan Seulatan, Bireuen, ini mengalami musibah yang merenggut bagian vital tubuhnya.
Kedua tangannya terbakar karena tersengat arus listrik bertegangan tinggi, saat ia bekerja sebagai buruh, membangun rumah di Meulaboh, Aceh Barat, kala itu.
• Video : Tukang Buruh Bangunan Nyambi Cetak Uang Palsu, Puluhan Juta Sudah Beredar Di Palembang
Tubuh ringkih Asnawi (41) terbujur kaku saat Serambi mendatangi rumah keluarganya di Gampong Lamteh, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar, Kamis (24/9/2020).
Mengenakan singlet hitam dipadu kain sarung dengan lilitan yang acakan, Hasnawi berusaha bangun dari tidurnya di atas kasur dengan balutan seprai berwana hijau yang mulai memudar.
Dengan susah payah ia membangunkan tubuh tanpa topangan kedua tangannya.
Tangan kirinya sudah diamputasi total tak lama setelah ia mengalami musibah kala itu.
Sedangkan tangan kanan masih utuh.
Namun, bagian pergelangan hingga ujung jari tampak mengecil, hanya tinggal tulang, dibalut perban, dan kulit berwarna hitam pekat.
Dengan suara terbata-bata, Hasnawi menceritakan musibah yang menimpanya sekitar tiga bulan lalu.
Kala itu, ia bersama seorang sahabat sedang membangun satu rumah di Desa Pasie Mesjid, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat.
Sore itu, Hasnawi bertugas untuk mendirikan rangka baja kuda-kuda rumah.
Tanpa dia sadari, rangka baja jatuh dan mengenai kawat telanjang listrik aktif yang sudah terpasang di bagian atas plafon rumah.
Seketika Hasnawi yang berada di dalam rumah tersengat dahsyat oleh aliran listrik bertegangan tinggi tersebut.
Ia tersetrum hampir setengah jam.
Tak ada yang berani melepaskannya dari sengatan karena khawatir akan ikut tersetrum.
Saat itu, Hasnawi langsung mengalami luka bakar, kedua tangannya hangus, kulit tangannya menghitam.
Tubuh atletis Hasnawi tak mampu berkutik, ia lemas dan dievakuasi ke rumah sakit setelah beberapa orang berani melepaskan tubuhnya dari sengatan listrik.
"Kejadian tanggal 22 bulan enam.
Saya sedang buat rumah.
Rangka baja yang saya dirikan jatuh dan kena kawat telanjang, saya jatuh ke plafon dan tersetrum," kata suami Nita Zahara itu, mengulang kisah kelamnya.
Setelah hampir setengah jam, baru kemudian Hasnawi ditolong dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
Dia sempat dirawat di Meulaboh sekitar dua malam, lalu dirujuk ke RSUZA Banda Aceh.
Dua malam dirawat di RSUZA, tim medis pun mengambil tindakan untuk mengamputasi tangan kirinya karena infeksi.
"Saat di RSUZA, pergelangan tangan saya sudah makin hitam, akhirnya diamputasi.
Yang saya setuju awalnya diamputasi bagian pergelangan saja.
Tapi pas keluar saya lihat tangan saya dipotong habis," ujar Hasnawi.
Kini, tangan kirinya sudah tak ada, sedangkan tangan kanannya juga tak lagi berfungsi normal.
Daging dan kulit yang mengitari bagian tulang pergelangan tangannya terkikis habis.
• Musim Hujan Jadi Kendala Petani Karet Sadap Getah, Kini Beralih Profesi Jadi Buruh Bangunan
Serambi secara langsung melihat bagian tulangnya saat tim relawan medis membersihkan lukanya, kemarin.
Saat ini, Hasnawi dirawat oleh ibunya Nuhayati dan adiknya Setia Ningsih.
Hari-hari Hasnawi hanya menghabiskan waktunya di kasur dalam rumah sewa tempat tinggal mereka.
Sekilas, keadaan keluarga Hasnawi cukup memprihatinkan ditambah kondisinya yang saat ini tidak lagi bisa bekerja mencari nafkah untuk keluarga.
Mirza, tenaga medis RSUZA yang sudah dua kali membersihkan luka secara sukarela sejak Hasnawi keluar dari rumah sakit itu mengatakan, kondisi Hasnawi saat ini sehat.
Sebelumnya, tangan kiri yang selesai diamputasi tiga bulan lalu sempat infeksi.
"Setelah kunjungan saya dan teman-teman pada kali pertama, kita buka balik dan alhamdulillah sudah baikan, tidak apa-apa lagi," kata Mirza.
Saat ini, sambungnya, yang harus segera dilakukan adalah tangan kanan Hasnawi juga harus diamputasi pada bagian pergelangan karena lambat laun akan memunculkan infeksi yang bisa berimplikasi dan menjalar ke seluruh tangannya.
"Saya sarankan beliau konsul ulang ke RSUZA dan kita bersama relawan siap membantu," pungkas Mirza.
Namun, Hasnawi mengaku belum siap tangan kanannya juga diamputasi.
"Untuk saat ini belum siap, tapi tidak tahu nanti.
Saya sekarang sabar saja, alhamdulillah ada yang peduli kepada saya," ujar Hasnawi.
• Duel Maut Buruh Bangunan di Muba, Satu Tewas Satu Terluka
Sementara itu, Aipda Khairul Fahmi, Anggota Satlantas Polresta Banda Aceh yang dikenal sebagai polisi berjiwa sosial sejak dua hari terakhir terus menggalang donasi untuk Hasnawi.
Fahmi mengetahui kondisi Hasnawi karena melihat postingan Mirza di medsos.
"Saya langsung posting kembali di akun FB saya.
Bersama kawan saya Apriadi, kami mengalang dana melalui rekening Yayasan Karya Bangsa dan rekening saya sendiri.
Saya bismillah sejak dua hari lalu dan alhamdullillah banyak yang memberi donasinya kepada saudara kita Hasnawi," kata Khairul Fahmi.
Hingga kemarin atau saat pihaknya berkunjung ke rumah Hasnawi, sebut Fahmi, total dana yang sudah terhimpun Rp 18.200.000.
• Mencuri di Rumah Seorang Anggota Brimob, Oknum Buruh Bangunan di Linggau Ini Diciduk Polisi
Postingan Khairul Fahmi tentang Hasnawi sudah dibagikan oleh dua ribu lebih akun aktif facebook lainnya.
"Alhamdulillah luar biasa, orang terus memberi tahu bahwa mereka sudah mentransfer.
Ini akan bertambah dan akan kita serahkan nanti kepada Hasnawi, karena ini donasi untuk beliau dan keluarga.
Uang masih dalam rekening dan akan kita salurkan sesuai kebutuhan Hasnawi dan akan kita kabari kepada semua penyumbang," pungkas Khairul Fahmi.
BalasTeruskan