Berita Palembang
Pengamat Pendidikan: Khawatir Semangat dan Mentalitas Belajar Siswa Menurun dengan Belajar Daring
Prof. Dr. Abdullah Idi. M.Ed, mengatakan jika tidak ada antisipasi yang solutif, maka akan terjadi turunnya semangat dan mentalitas belajar siswa.
Penulis: maya citra rosa | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Hampir 7 Bulan siswa-siswi di Sumsel sudah menjalani belajar dari rumah melalui sistem belajar daring.
Namun ada kekhawatiran bagi beberapa pengamat pendidikan akan menurunnya semangat dan mentalitas belajar para siswa, jika sistem daring dilanjutkan hingga akhir tahun 2020 dan tidak ada evaluasi lanjutan.
Hal ini karena dengan adanya pandangan kurang efektifnya belajar daring, yang disebabkan berbagai faktor penghambat proses pembelajaran daring tersebut yang cukup kompleks.
Pengamat Pendidikan dan Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang, Prof. Dr. Abdullah Idi. M.Ed, mengatakan bahwa jika tidak ada antisipasi yang solutif, maka akan terjadi turunnya semangat dan mentalitas belajar siswa dalam masa pandemi ini.
Bahkan, dampaknya bukan hanya saat ini, semangat dan mentalitas belajar ini juga dapat mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia di masa yang akan datang.
"Ini tentu mempengaruhi, jika siswa tidak belajar dengan disiplin, dikhawatirkan siswa tidak mencintai belajar lagi," ujarnya.
Anak-anak dapat kehilangan kesempatan emasnya untuk belajar di sekolah karena pandemi Covid-19 ini.
Bahkan anak-anak justru akan berpikir untuk bekerja membantu orang tuanya mencari nafkah, daripada belajar daring yang tidak efektif bagi masyarakat menengah ke bawah.
"Kualitas SDM kita akan menurun, jika anak tidak belajar, mereka lebih banyak memilih membantu orang tuanya bekerja, bermain, nongkrong dan keluyuran," ujarnya.
Tidak hanya itu, kebijakan pemerintah untuk memberikan bantuan subsidi kuota gratis kepada para pelajar, mahasiswa, guru dan dosen dinilai hanya dapat meringankan beban orang tua dalam hal kebutuhan kuota internet.
Menurutnya, bantuan tersebut tidak menjawab permasalahan belajar dari rumah selama Covid-19 di Sumsel.
"Ini sifatnya meringankan ya, namun tidak menjawab permasalahan yang ada selama pembelajaran daring, yang banyak hal lain harus juga dipertimbangkan," ujarnya saat diwawancarai via telpon, Rabu (23/9/2020).
• KPU Muratara Umumkan 3 Pasang Calon Peserta Pilkada Muratara 2020, Satu Paslon Jalur Perseorangan
• Ada Utang Judi Online, Asiong Diculik Dibunuh dan Jasadnya Dibuang, Diduga Ada Oknum Terlibat
• Ditembak Mati di Palembang, Adi Kurniawan Tahanan BNNP Lampung Buta Wilayah & Ketemu Petugas
Permasalahan lainnya yang sangat penting untuk menjadi perhatian seperti kompetensi guru yang tidak memadai selama belajar secara daring.
Jaringan atau sinyal yang masih sulit dijangkau di suatu daerah, tidak siapnya baik orang tua, anak dan pihak sekolah sekalipun dalam hal memantau pembelajaran anak secara daring, serta lain sebagainya.
"Ketika kuota internet ada, orang tua tidak siap untuk menggantikan guru dalam hal memantau belajar siswa di rumah, sedangkan guru juga kurang memiliki kompetensi dalam pembelajaran daring ini," ujarnya.
Perlu adanya kebijakan yang secara proaktif dari pemerintah agar sistem belajar siswa tidak terganggu dan berhenti karena pandemi Covid-19 saat ini.
"Jangan sampai sekali tidak belajar, Meskipun ada bantuan kuota tapi yang menjadi persoalan adalah masalah sistem pembelajaran, manajemen dan implementasinya" ujarnya.
Dia menyarankan agar adanya evaluasi sistem pembelajaran daring yang memiliki kelemahan dalam pelaksanaannya.
Salah satunya kompetensi guru yang seharusnya mendapatkan pelatihan agar menguasai metode belajar daring ini.
Pedagogi yang seharusnya dilakukan secara profesional, namun di daerah pedesaan kompetensi ini tidak semuanya dikuasai oleh para guru.
"Terutama di daerah ya, pedagogi atau metode pembelajaran guru yang berbeda antara secara langsung maupun daring," ujarnya.
Pemerintah juga dapat memberikan kelonggaran agar anak-anak dapat bersekolah dan belajar dimulai dari beberapa daerah yang sudah menurun kasus Covid-19 di Sumsel.
"Jangan sampai karena Covid-19 anak-anak kita tidak belajar sama sekali," ujarnya.