Berita Sriwijaya FC
Penyebab Bayu Gatra Batal Dipinjamkan ke Sriwijaya FC Padahal Sudah Komunikasi dengan PSM Makassar
Meski nantinya tidak diizinkan bermain di Sriwijaya FC, Bayu Gatra tetap mendoakan Ambrizal Cs di bawah asuhan Pelatih Budi Jo lolos Liga 1 Indonesia
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: adi kurniawan
Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Absennya penyerang Osas Saha dan Winger Bayu Gatra dalam latihan perdana PSM Makassar di Lapangan Bosowa Sport Center (BSC), Makassar, Senin (21/9/2020) semlat dispekulasikan jadi hijrah ke Palembang.
Pasalnya kedua pemain berbakat ini sudah pernah dilayangkan surat peminjaman dari Sriwijaya FC.
"Wah ini mau gimana saya gak dilepas PSM Makassar, emang kita yang dari luar daerah baru hari ini berangkat ke Makassar, ini mau siap-siap," ungkap Bayu Gatra ketika dikonfirmasi Sripoku.com, Selasa (22/9/2020).
Winger PSM Makassar, Bayu Gatra mengaku dirinya memang sudah dinego Manajer Sriwijaya FC H Hendri Zainuddin SAg SH untuk memperkuat Laskar Wing Kito pada laga lanjutan kompetisi Liga 2 Indonesia 2020 ini.
"Saya sudah nego juga dengan Pak Hendri Zainuddin, surat izin dari PSM Makassar gak keluar jadi ribet."
"Dari PSSI juga SK nya juga membingungkan kita pemain gak bisa kemana mana karena dibatasi," kata Bayu Gatra.
Bayu Gatra yang pernah merumput di klub yang bermarkas di Stadion Gelora Sriwijaya musim kompetiai 2015-2016 era pelatihnya Beni Dollo mengakui soal hasrat pinangan Sriwijaya FC sudah ada sebulan yang lalu.
"Dengan manajemen udah komunikasi sebulan yang lalu, tapi kayaknya manajemen PSM Makassar gak dibolehan ke Sriwijaya FC," kata Bayu Gatra yang baru saja hendak meninggalkan kampung halamannya, Jember, Provinsi Jawa Timur.
• Tak Ditemani Keluarga Main di Palembang, Striker Sriwijaya FC Beto Goncalves Ungkap Alasannya
• Mematangkan Persiapan Jelang Liga 2 Indonesia Sriwijaya FC Sambangi Badak Lampung
Namun belakangan, menurutnya pinangan Sriwijaya FC tidak dijawab PSM Makassar alias tidak memberikan izin bermain ke Palembang.
"Sudah dikirim ke Makassar, tapi gak dijawab kalau saya gini kita profesional saja. PSM Makassar gak lepas, saya gak bisa apa-apa saya masih dikontrak," ujar suami dari Venty Dwi Pratiwi.
Meski nantinya dirinya tidak diizinkan bermain memperkuat Sriwijaya FC, Bayu Gatra tetap mendoakan Ambrizal Cs di bawah asuhan Pelatih Budi Jo bisa lolos naik Liga 1 Indonesia.
"Seandainya saya gak ke Sriwijaya FC, harapan saya Sriwijaya FC bisa naik Liga 1 Indonesia," katanya.
Informasi yang dihimpun Sripoku.com, selain memburu Bayu Gatra, Sriwijaya FC juga berharap bisa merekrut kembali Osas Saha yang dikabarkan sudah dilepas PSM Makassar.
"Kalau dengan Osas Saha kabarnya sudah dilepas," pungkasnya.
Sebagai informasi, Bayu Gatra Sanggiawan atau Bayu Gatra, dia bermain untuk klub asa Indonesia, PSM Makassar. Bayu Gatra lahir di Jember, Jawa Timur, Indonesia, 11 November 1992.
Orangtua dari Bayu Gatra adalah Untung Supriadi dan Siti Kholifah. Bayu Gatra memiliki satu kakak perempuan bernama Ana Alifiya, satu adik lakik-laki bernama Choirul Reza Amarullah dan adik perempuan bernama Desfia Afriyanti.
Bayu Gatra beristrikan Venty Dwi Pratiwi dan pasangan ini dikaruniai dua anak bernama Muhammad Messi Gatra dan Chelsea Rahmadani Gatra. Posisi pemain bertinggi 168 cm itu adalah penyerang sayap.
Bayu Gatra tidak menimba ilmu sepakbola di Sekolah Sepak Bola (SSB) seperti kebanyakan anak-anak yang menyukai sepakbola. Bayu justru belajar si kulit bundar secara otodidak.
Hasrat besarnya untuk mahir bermain sepak bola terinspirasi dari kehebatan sang ayah, Untung Supriadi.
Semasa kecil, Bayu Gatra mengaku ayahnya itu adalah anutan dirinya, di dalam maupun di luar lapangan.
Bahkan, Bayu Gatra mengaku semasa kanak-kanak kerap mendengar sang ayah dieluk-elukan oleh warga di daerah tempatnya tinggal saat turun di turnamen kelas tarkam.
Begitu menginjak masa kolah menengah pertama, Bayu Gatra mengikuti jejak sang ayah, bermain tarkam.
Bayu Gatra punya alasan kuat dibalik keputusannya bermain tarkam di usia yang sangat muda.
Dia ingin meringankan beban orang tuanya dalam membiayai sekolahnya. Dengan bakat besar yang dimilikinya, Bayu Gatra kerap mendapatkan tawaran bermain tarkam. Ia pun tidak pilih-pilih dan menerima ajakan yang datang.
Bayu Gatra yang ketika itu masih berusia belasan tahun harus menghadapi pemain yang usianya lebih tua darinya.
Bermacam-macam bayaran di turnamen ini pun pernah didapatnya. Mulai dari dibayar Rp 30 ribu dalam satu pertandingan, Rp 75 ribu, hingga Rp 250 ribu.
Setelah makan banyak asam garam di turnamen tarkam, Bayu Gatra lebih serius dalam menekuni kariernya.
Ia menimba ilmu di Persid Jember dan kemudian hijrah ke Persekap Pasuruan pada 2008.
Kariernya yang mulai menanjak langsung meredup setelah ia dihantam cedera lutut parah tahun 2010 lalu.
Cedera yang memaksanya absen dari lapangan hijau sekitar satu tahun. Padalah ia sudah memainkan beberapa laga profesional bersama Persekap Pasuruan.
Kala itu, Bayu Gatra bermain untuk tim U-21 Persisam Samarinda. Saat itu, diakui Bayu merupakan momen paling buruk dalam karier sepakbolanya.
Pasalnya, ia harus menepi dalam waktu lama dan bayang- bayang kariernya akan hancur sempat membuatnya frustrasi.
Persisam Smarinda dan Kebangkitan. Usai pulih dari cedera, karier Bayu Gatra ini memang terus melesat.
Setelah masuk ke tim utama Persisam Samarinda pada 2011, dirinya pun memiliki kesuksesan lain.
Bayu Gatra membawa tim sepak bola Kalimantan Timur juara di PON 2012. Performa Bayu Gatra di level klub pun semakin mantap.
Hingga 2015, pemain yang biasa diplot sebagai penyerang sayap kanan itu total bermain sebanyak 60 kali dan mencetak 9 gol.
Aksi lincah Bayu Gatra sayangnya sempat tersendat ketika konflik sepak bola Indonesia meninggi dan berujung dengan ketiadaan liga resmi pada 2015.
Ketika Persisam Samarinda pindah kandang dan berganti nama menjadi Bali United pun, Bayu Gatra hanya bermain di kompetisi pramusim.
Selepas dari Bali United, Bayu Gatra sempat pindah ke Sriwijaya FC. Namun, Bayu Gatra hanya bermain sebentar saja dan kemudian berlabuh ke Madura United. Bayu Gatra memperkuat Madura United di ajang ISC A 2016.
Bayu Gatra pun menjadi rombongan awal pemain yang menjadi pengisi Madura United, klub yang sebelumnya adalah Pelita Bandung Raya (PBR).
Bersama Madura United, Bayu Gatra bermain hingga Liga 1 musim 2018. Selama tiga tahun bermain untuk Laskar Sapeh Kerrab, Bayu Gatra mencatatkan 79 penampilan dan mencetak 9 gol.
Gaya main Bayu Gatra yang lincah dengan mengandalkan kecepatan untuk menyisir sisi kanan atau pun sisi kiri pertahanan lawan menjadi andalannya.
Pada gelaran Liga 1 2019 ini, Bayu Gatra dikontrak oleh PSM Makassar. Pemain berusia 27 tahun itu mengenakan nomor punggung 23 di Juku Eja.
Nama Bayu Gatra mulai menghiasi timnas Indonesia di level U-23 pada tahun 2013 hingga 2014.
Debut senior timnas Indonesia Bayu Gatra jalani pada 26 Maret 2014 dalam laga melawan Andorra di laga persahabatan.
Hingga kini, Bayu Gatra masih beberapa kali masuk skuat timnas Indonesia dan pernah ikut di ajang internasional seperti Piala AFF 2014 dan 2016.
