Berita Sriwijaya FC

Penyebab Bayu Gatra Batal Dipinjamkan ke Sriwijaya FC Padahal Sudah Komunikasi dengan PSM Makassar

Meski nantinya tidak diizinkan bermain di Sriwijaya FC, Bayu Gatra tetap mendoakan Ambrizal Cs di bawah asuhan Pelatih Budi Jo lolos Liga 1 Indonesia

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: adi kurniawan
Kolase/Sripoku.com
Bayu Gatra Batal di Pinjamkan ke Sriwijaya FC Padahal Sudah Komunikasi Dengan PSM Makassar 

Sebagai informasi, Bayu Gatra Sanggiawan atau Bayu Gatra, dia bermain untuk klub asa Indonesia, PSM Makassar. Bayu Gatra lahir di Jember, Jawa Timur, Indonesia, 11 November 1992.

Orangtua dari Bayu Gatra adalah Untung Supriadi dan Siti Kholifah. Bayu Gatra memiliki satu kakak perempuan bernama Ana Alifiya, satu adik lakik-laki bernama Choirul Reza Amarullah dan adik perempuan bernama Desfia Afriyanti.

Bayu Gatra beristrikan Venty Dwi Pratiwi dan pasangan ini dikaruniai dua anak bernama Muhammad Messi Gatra dan Chelsea Rahmadani Gatra. Posisi pemain bertinggi 168 cm itu adalah penyerang sayap.

Bayu Gatra tidak menimba ilmu sepakbola di Sekolah Sepak Bola (SSB) seperti kebanyakan anak-anak yang menyukai sepakbola. Bayu justru belajar si kulit bundar secara otodidak.

Hasrat besarnya untuk mahir bermain sepak bola terinspirasi dari kehebatan sang ayah, Untung Supriadi.

Semasa kecil, Bayu Gatra mengaku ayahnya itu adalah anutan dirinya, di dalam maupun di luar lapangan.

Bahkan, Bayu Gatra mengaku semasa kanak-kanak kerap mendengar sang ayah dieluk-elukan oleh warga di daerah tempatnya tinggal saat turun di turnamen kelas tarkam.

Begitu menginjak masa kolah menengah pertama, Bayu Gatra mengikuti jejak sang ayah, bermain tarkam.

Bayu Gatra punya alasan kuat dibalik keputusannya bermain tarkam di usia yang sangat muda.

Dia ingin meringankan beban orang tuanya dalam membiayai sekolahnya. Dengan bakat besar yang dimilikinya, Bayu Gatra kerap mendapatkan tawaran bermain tarkam. Ia pun tidak pilih-pilih dan menerima ajakan yang datang.

Bayu Gatra yang ketika itu masih berusia belasan tahun harus menghadapi pemain yang usianya lebih tua darinya.

Bermacam-macam bayaran di turnamen ini pun pernah didapatnya. Mulai dari dibayar Rp 30 ribu dalam satu pertandingan, Rp 75 ribu, hingga Rp 250 ribu.

Setelah makan banyak asam garam di turnamen tarkam, Bayu Gatra lebih serius dalam menekuni kariernya.

Ia menimba ilmu di Persid Jember dan kemudian hijrah ke Persekap Pasuruan pada 2008.

Kariernya yang mulai menanjak langsung meredup setelah ia dihantam cedera lutut parah tahun 2010 lalu.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved