Syekh Ali Jaber Ditusuk, FPI Sumsel Habib Mahdi Minta Usut Tuntas Dalang Dibalik Pelaku Penusukan
Kasus penusukan yang dialami Syekh Ali Jaber di Lampung, Minggu (13/9/2020) menuai respon yang besar dari para ulama di Indonesia.
Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Kasus penusukan yang dialami Syekh Ali Jaber di Lampung, Minggu (13/9/2020) menuai respon yang besar dari para ulama di Indonesia.
Salah satu Ketua Front Pembela Islam (FPI) Sumsel, Habib Mahdi.
Ia meminta agar kasus penusukan tersebut dapat diusut tuntas dan transparan dalang dibalik pelaku yang disebut sudah gila selama 4 tahun terakhir.
"Penegak hukum harus usut tuntas kasus ini, jangan sampai berulang terus penganiayaan terhadap ulama di Indonesia ini," ujarnya.
Menurutnya, FPI mencatat dari Tahun 2018 di Indonesia sudah ada 7 kasus penganiayaan serupa yang dilakukan orang tak dikenal kepada ulama, kiai, ustad, bahkan santri.
"Kasus penusukan seperti ini banyak dilakukan kepada tokoh agama, pengurus masjid yang di kampung maupun ulama, menariknya cepat sekali vonis atau sebutan orang gila dijatuhkan kepada pelaku," ujarnya saat diwawancarai via telpon, Senin (14/9/2020).
• Syekh Ali Jaber Dapat 10 Jahitan di Tangan Kananya, 6 di Bagian Dalam 4 di Luar, Pisau Sempat Patah
• Kesaksian Tetangga Sebut Pelaku Penusuk Syekh Ali Jaber Bukan Orang Gila, Kejadian Bak Direncanakan
Selain itu, munculnya statement Menteri Agama beberapa waktu terakhir yang mengatakan radikalisme dapat berasal dari ustad atau tokoh agama yang good looking.
"Mungkin bisa saja Syekh Ali Jaber ini good looking jadi dianggap radikal," ujarnya.
Dari kasus ini juga dapat menjadi tolok ukur untuk merubah pola kekerasan seperti ini yang dapat mengalihkan isu dan menunjukkan bahwa orang-orang seperti itu justru adalah teroris sesungguhnya.
Masyarakat juga diminta untuk siap siaga dalam mengawal ulama dari aksi teror yang dapat terjadi kapan dan dimana saja.
"Kalau kejadian serupa terus menerus terjadi, masyarakat silakan mengambil inisiatif, kita jaga ulama, kiai, dan Indonesia," ujarnya.
Dengan adanya aksi ini juga menyadarkan masyarakat bahwa dakwah justru tidak akan berhenti begitu saja.
Justru dakwah Islam akan terus berlanjut dan gencar di seluruh Indonesia.
"Jangan mengira dakwah ini akan berhenti, namun berhati-hati akan puncak kemarahan umat Islam," ujarnya.