Kabar Duka, Captain Pilot Wanita Pertama di Indonesia, Indah Yuliani Tutup Usia, Diduga Covid-19

Capten Indah Yuliani merupakan lulusan PLP Curug, Tangerang tahun 1979 atau angkatan 28 di sekolah penerbangan milik Kementerian Perhubungan.

Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Sudarwan
handout
Kabar Duka, Captain Pilot Wanita Pertama di Indonesia, Indah Yuliani Tutup Usia, Diduga Covid-19 

SRIPOKU.COM - Kabar duka kembali datang dari dunia penerbangan tanah air Indonesia.

Kapten Pilot pertama di Indonesia yakni Indah Yuliani atau akrab dipanggil dengan nama sapaan Cipluk tutup usia.

Diketahui jika Indah Yulian meninggal dunia Jumat, 11 September 2020, Pukul 21.50 WIB malam tadi.

MAKIN BANYAK Warga Kota Palembang yang Terkonfirmasi Positif Covid-19, Kini Total Jadi 2.744 Orang!

Mengulas masa lalunya, Capten Indah Yuliani merupakan lulusan PLP Curug, Tangerang tahun 1979 atau angkatan 28 di sekolah penerbangan milik Kementerian Perhubungan.

Capten Indah Yuliani memulai karir dunia penerbangan di Maskapai Bouraq Indonesia Airlines dan sejak tahun 1990-an hingga tutup usia bertugas di Maskapai Airfast Indonesia.

Dilansir dari Radio Sonora sudah menghubungi Direktur Utama Airfast Indonesia, Arief Wibowo melalui sambungan telepon dan membenarkan berita tersebut.

Jenazah saat ini disemayamkan di RS Mintohardjo, Jakarta dan selanjutnya akan diberangkatkan menuju peristirahatan terakhirnya.

Penerbangan Internasional di Bandara SMB II Palembang Sudah Tutup Sejak Maret, Domestik 1370 Orang

Seorang Wali Murid Positif Covid-19, Dinas Pendidikan Banyuasin Kembali Berlakukan Belajar Daring

Beredar kabar di WhatsApp, jika almarhumah meninggal dunia akibat terinfeksi Virus Corona.

Namun hingga berita ini diturunkan belum ada klarifikasi soal informasi tersebut.

"Capt Indah Yuliani (Cipluk).

Tadi malam jam 22:00 meninggal karena covid-19.

Beliau adalah pilot civil wanita pertama Indonesia," pesan yang beredar di WhatsApp.

Pilot Banting Setir

Pandemi covid-19 telah membawa dampak yang sangat dahsyat terhadap berbagai sektor di hampir seluruh negara.

Selain dampak kesehatan yang menyebabkan banyak korban jiwa, juga dampak sosial ekonomi yang luar biasa.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved