Bermain kecapi
Bermain Kecapi itu Harus Pakai Alat Bantu Kuku Khusus Agar Suara Kecapi yang Didengar Lebih Nyaring
“Waktu itu, saya diminta untuk mencoba memainkan alat musik tersebut sampai diikutkan kursus. Sampai sekarang jadi keterusan,” ungkap Jennifer Augusta
SRIPOKU.COM, SURABAYA – Nama perempuan muda dan cantik ini adalah Jennifer Augusta.
Dia merupakan salah seorang di antara milenial yang ikut melestarikan budaya alat musik tradisional China, Gu zheng atau kecapi.
Saat duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar (SD), Jennifer mengaku telah dikenalkan oleh sang kakek yang juga suka memainkan Gu zheng.
“Waktu itu, saya diminta untuk mencoba memainkan alat musik tersebut sampai diikutkan kursus. Sampai sekarang jadi keterusan,” ujar mahasiswi jurusan Bisnis Universitas Ciputra Surabaya itu.
Dalam permainan kecapi, imbuh Jennifer, ada tingkatan tersendiri yang harus dijalani oleh pemusik mulai dari pemula hingga mahir.
Namun sayangnya, di Indonesia untuk ujian tingkatan kecapi ini belum ada,” terangnya.
Untuk memainkan kecapi, ternyata ada teknik khusus yang perlu diketahui yakni, menggunakan kuku khusus.
Kuku tersebut dipasang tepat di atas kuku asli pemain kecapi.
Hal itu, tambahnya, akan memengaruhi suara yang dihasilkan oleh kecapi saat dipetik.
• Tempat Makan dan Nongkrong Baru yang Harus Kamu Coba, Rumah Susu Mimimo, Spesialis Hidangan Bandung
“Jadi kalau nggak pakai kuku khusus ini, suara kecapinya nggak bisa nyaring.
Kalau nggak pakai alat bantu ini, akibatnya kuku asli kita bisa putus,” jelas Jennifer.
Saat ini, Jennifer mengikuti kelompok orchestra Kemuning untuk mengasah skill permainan kecapi yang ia miliki.
Selain tampil secara berkelompok, Jennifer juga biasa mengisi event secara individu.
“Biasanya saya mengisi acara untuk Imlek, wedding dan lainnya.
Nggak cuma di Surabaya sih, saya biasanya juga dipanggil ke luar kota,” imbuh Jennifer.
• UNTUK YANG BELUM TAHU, Ini 12 Manfaat Bunga Rossela bagi Kesehatan, di antaranya Cegah Osteoporosis
Tak hanya itu, Jennifer juga mengaku kerap memainkan musik dari berbagai genre yang juga untuk mengasah skill permainannya.
“Karena biasanya ada klien yang pingin saya memainkan musik pop dari luar maupun dalam negeri.
Kalau saya nggak biasa berlatih dengan lagu-lagu semacam itu, ya jelas saya nggak bisa.
Makanya, saya punya Instagram khusus yang biasa saya gunakan untuk mengunggah video hasil cover saya.
Nanti dari situ, kan ada saja yang komen entah itu untuk memberi masukan atau sekadar pujian,” tuturnya.