Seniman dan lingkungan

Atasi Krisis Pangan Akibat Pandemi Covid-19, Mendapatkan Pangan yang Sehat dan Menghemat Biaya Hidup

Tapi yang harus dilakukan, bukan hanya pekerja seni, selama pendemi Covid-19 yakni memanfaatkan setiap ruang di rumah untuk menyediakan pangan mandiri

Editor: aminuddin
SRIPOKU.COM/AMINUDDIN
Seniman dan peggiat lingkungan, T Wijaya. 

Tapi sikap tamak ini yang mendorong ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi alat eksploitasi manusia terhadap alam.

Novel Cekap yang diluncurkan pada 23 Maret 2020 mencoba mengungkapkan sikap tamat sekelompok manusia atas kekayaan alam di Sumatera Selatan.

Selain melalui karya sastra dan teater [bersama Teater Potlot], saya juga aktif menulis liputan mengenai persoalan lingkungan hidup untuk Mongabay Indonesia, serta terlibat dalam berbagai kelompok atau forum yang bertujuan menyelesaikan berbagai persoalan lingkungan hidup.

Dari berbagai aktivitas tersebut, menurut saya, persoalan lingkungan hidup di Indonesia [dunia] tidak akan mampu diselesaikan hanya oleh penggiat lingkungan hidup dan pemerintah.

Ini persoalan harga diri manusia.

Setiap manusia harus sadar, hidupnya bergantung dengan alam, sehingga wajib menjaga alam.

Jadi, gerakan kebudayaan sangat dibutuhkan dalam penyelamatan alam.

Seniman, tokoh agama, intelektual, tentara, polisi, nelayan, petani, guru, buruh, pedagang, politisi, mahasiswa, organisasi non-pemerintah, pemerintah, dan lainnya, harus bergerak bersama dalam sebuah gagasan penyelamatan umat manusia dari kepunahan.

Terkait pendemi Covid-19 di Indonesia, memang cukup berdampak terhadap para pekerja seni, khususnya pekerja seni yang selama ini berinteraksi langsung dengan publik.

Misalnya pengamen, musisi, film, tari, atau pelukis jalanan.

Beberapa pekerja seni seperti sastra dan teater, mungkin tidak begitu terdampak. 

Sebab sastra selama ini berinteraksi dengan publik melalui media massa, buku, media sosial, yang justru banyak digunakan publik selama pendemi Covid-19.

Sementara teater merupakan seni yang sampai saat ini masih menjadi ruang ekspresi, belum menjadi sumber ekonomi bagi pekerja seninya.

Finalis Putri Remaja Indonesia 2020 Bagikan Sembako untuk Seniman di Palembang Terdampak Covid-19

Yang harus dipahami, dampak ekonomi pendemi Covid-19 bukan hanya dirasakan para pekerja seni, juga profesi lainnya, seperti buruh, pedagang, petani maupun nelayan.

Bahkan kondisinya jauh lebih sulit dari para pekerja seni.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved