Kuliner

Jatuh Bangun Sop Janda Tanjung Enim, Terpuruk Karena Isu Covid-19 dan Diutangi Perusahaan Bangkrut

Jatuh bangun usaha kuliner Sop Janda di Muara Enim, muali dari isu kena covid-19 hingga diutangi perusahaan bangkrut dan kemudian bangkit kembali.

Editor: Tarso
SRIPOKU.COM / Ika Anggraeni
Yuni Kapoor, Pemilik Warung Sop Janda Tanjung Enim Muara Enim 

SRIPOKU.COM, MUARAENIM - Menjalankan usaha yang bergerak di bidang kuliner di tengah pandemi Covid-19 memiliki tantangan yang tersendiri bagi wanita yang memiliki nama Yuni Afrianti atau yang dikenal dengan nama Yuni Kapoor.

Hal ini diungkapkan oleh Yuni, saat ditemui Tribunsumsel.com Minggu,(6/9/2020).

Dikatakan Yuni, sukses sebagai pengusaha kuliner di Tanjung Enim Muara Enim  bukanlah hal yang mudah untuk dicapai.

" Orang cuma bisa liat kita sukses saja, tapi orang tidak tahu bagaimana proses meraihnya,"katanya.

Dijelaskan Yuni, sebelum pandemi covid-19 melanda, ia bersama suaminya berhasil membesarkan usahanya yang semula hanya sebagai pedagang kuliner keliling dengan mobil akhirnya bisa berjualan Sop Janda secara menetap di sebuah ruko yang ia sewa di kawasan Jalan Stasiun Kawasan Pasar Bawah Tanjung Enim.

" Proses menuju ke situ sangat luar biasa, dan alhamdulilah dengan berusaha tetap menjaga rasa dan kualitas masakan, dari hari kehari pecinta menu andalan kami yakni SOP Janda (Jawa Sunda) dan pecinta Seafoodpun makin bertambah, dan dari hasilnya alhamdulilah saya bisa beli mobil dan rumah, dan punya tabungan,"katanya.

Namun lanjutnya sejak adanya pandemi covid-19, pihaknyapun terkena imbas dari pademi tersebut.

" Semua bermula saat saya dan adik-adik saya digosipin positif terkena covid-19, padahal saat itu kami cuma mengikuti anjuran pemerintah, kalau baru pulang dari luar hendaknya melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dan melaporkan ke pemerintah setempat, dan saat itu kondisi kami semua sehat dan tidak ada keluhan sama sekali, dan yang kami sesalkan adalah laporan kami tersebut menyebar lewat wa grup dan salah dalam penyampaian sehingga terjadilah gosip yang benar-benar membuat semua berubah dalan sekejab,"katanya.

Akibatnya lanjutnya hal tersebut berdampak pada usaha yang tengah digelutinya.

" Warung saya yang biasanya pengunjungnya sangat ramai tiba-tiba mendadak sepi, bahkan pernah dalam 4 hari berturut-turut kami cuma dapat uang 1 juta, melihat keadaan tersebut karyawan kamipun sempat menangis karena tidak menyangka hal itu berdampak pada warung SOP Janda Tanjung Enim, yang usahanya sedang saya geluti,"katanya.

Dikatakan Yuni, akibat adanya gosip tersebut,usaha yang ia gelutipun terpaksa ditutup total.

Kabar Gembira dari Muara Enim, Tidak Ada Penambahan Positif Covid-19 Justru Sembuh 16 Orang

Lakalantas Maut Terjadi di Jalan Lintas Semidangaji OKU, Satu Keluarga Ditabrak, Ibu dan Anak Tewas

Gadis Pembunuh Ibu kandungnya Tikam 151 Kali Tidak Dipenjara & Dinyatakan Tidak Bersalah Karena Ini

" Semua karyawan aku hilang akal, mereka bingung mau kemana,sampai aku bilang sama karyawan kalian pulanglah dulu,cari kerja di tempat lain.tapi mereka tidak mau,mereka malah bilang tetap mau ikut saya meskipun tidak digaji, mereka terus memberiku semangat,"katanya.

Ia juga mengatakan melihat semangat dari orang -orang disekitarnya, Yunipun berfikir untuk bangkit dari keterpurukan tersebut.

" Saat itu aku punya tabungan sedikit sekitar 70jt. Saya putar pikiran,saya mencoba memasukan proposal catering ke Perusahaan-perusahaan, dengan PD-nya saya, namun yang lainnya ditolak, karena saya tidak memenuhi syarat yang ditetapkan perusahaan, hingga ada satu perusahaan yang akhirnya sepakat untuk menggunakan jasa kami, sehari kamu harus mengirim sedikitnya 300 nasi kotak dan semuanya dimulai,"katanya.

Diungkapkan Yuni, kerja sama dengan perusahaan tersebutpun berjalan hingga 2 bulan dengan tagihan hampir Rp 200 juta.

" Namun lagi-lagi kami diberi ujian, dari tagihan tersebut,pihak perusahaan berjanji akan melunasi tagihan, Janji dan janji, hingga janji tinggallah janji,sampai sekarang dari tagihan sekitar Rp 200 juta tersebut sampai sekarang baru dibayar Rp 34juta, karena perusahaan tersebut bangkrut," katanya.

Ia mengatakan iapun hanya bisa berpasrah kepada tuhan dengan apa yang dihadapinya tersebut.

" Bahkan yang paling miris, gara-gara hutang tidak dibayar, ia sekeluarga bersama karyawannya hanya bisa makan mie instan selama dua hari berturut-turut karena tidak punya uang, sebenarnya kalau mau minta sama orang tua,saya pasti dikasih, tapi saya tidak mau,bagaimanapun saya harus bisa berusaha sendiri,"katanya.

Kemudian lanjutnya dengan modal Rp 34 juta yang dibayar perusahaan, iapun mencoba untuk berjualan kuliner Sop Janda secara online.

" Aku bersyukur di saat terpuruk, ada orang-orang yang menguatkanku, orang tua, suami, adik-adik, dan karyawan yang bersama ku, dan hingga ada malaikat tak bersayap membantuku, melihatku terpuruk dan mendengar ceritaku ,iapun menawarkan diri untuk membantuku, dan alhamdulilah sekarang usaha kami bangkit kembali,"katanya.

Ia juga mengatakan bahwa dari beberapa hal yang menjadi catatan hidup saya yang pertama ternyata jangan pernah kita meminjam uang dengan rintenir karena itu tidak berkah karena saya pernah menggunakannya untuk modal, dan kita juga harus ingat bahwa harus pandai-pandai menginvestasikan uang dan mengolah keuangan.

" karena hidup ini ada naik dan turunnya, dan yang paling penting harus banyak-banyak bersyukur serta di saat terpuruk itulah, Kita bisa liat Mana orang yang bener-bener ada di samping Kita," jelasnya.

Ditambahkan Yuni Kapoor, dari pengalaman hidup tersebut membuatnya semakin tertantang untuk tetap dapat memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggannya.

" Saat ini alhamdulilah SOP Janda Tanjung Enim sudah buka lagi, disini kita punya inovasi dalam penyajian makanan seafoodnya, dimana pelanggan bisa menikmati makan seafood yang kita sajikan dari perahu mini,"katanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved