Dibantu Pacar, Remaja 17 Tahun Aborsi Janin 5 Bulan Hingga Terjadi Pendarahan Hebat
TM (17) pelajar putri di Jambi dilarikan ke rumah sakit karena pendarahan. Ternyata AY dibantu kekasihnya, TM (18) mengaborsi janin kandungannya
SRIPOKU.COM -- TM (17) pelajar putri di Jambi dilarikan ke rumah sakit karena pendarahan.
Ternyata AY dibantu kekasihnya, TM (18) mengaborsi janin kandungannya yang masih berusia 5 bulan.
AY adalah remaja putus sekolah. Sementara kekasihnya TM masih duduk di bangku SMA.

• Mitos atau Fakta, Minum Manis Seperti Soda Terbukti Dapat Mempercepat Datangnya Haid yang Pertama
• Detik-detik Penyerangan Polsek Ciracas, Ini Kronologi Versi Kodam dan Polda Metro Masih Penyelidikan
• Pasrah Tak Dapatkan Gelar CJuara Tahun Ini, Marc Maquez Tetap Optimis di Satu Balapan
Kejadian tersebut berawal saat TM datang ke Rumah Sakit Bhayangkara dengan kondisi pendarahan.
Saat diperiksa, pendarahan yang dialami TM mengarah pada efek konsumsi obat untuk mengugurkan kandungan.
Karena curiga pasien baru menggugurkan kandungan, pihak rumah sakit lapor ke polisi.
Saat diperiksa TM mengaku jika ia mengugurkan kandungannya dibantu kekasihnya, AY.
Oleh polisi AY diminta untuk menunjukkan lokasi penguburan janin hasil aborsi.
Ternyata setelah berhasil digugurkan, janin bayi tersebut dimasukkan ke dalam ransel dan dikubur di depan ruko di kawasan Jalan Raden Pamuk, Kasang, Jambi Timur.
Mayat janin tersebut dikubur di kedalaman sekitar 30 sentimeter.
"Usai penyelidikan, berkas sudah dilimpahkan ke bagian PPA Polresta. Sekarang sedang ditangani. TM malam ini akan dijemput dari RS Bhayangkara, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Jambi Timur Iptu Hasmi saat dihubungi, Jumat (28/8/2020).
Mayat janin itu kemudian dibawa ke rumah salah satu warga untuk dimandikan dan kuburukan di TPU Sunda Sari Putra.
Selain itu Iptu Hasmi mengatakan pihaknya telah mengamankan bibi dan paman dari TM, ibu dari janin yang gugurkan.
Bibi dan paman TM disebut diduga kuat membantu keponakannya saat mengugurkan bayi yang ada di kandungannya.
"Berdasarkan informasi pihak rumah sakit, benar janin ini hasil operasi, kita masih selidiki, tiga orang sedang kita periksa, termasuk kekasih dari ibu janin tersebut yang berstatus pelajar," kata Hasmi.
"Mereka masih pacaran," imbuhnya.
Bongkar Praktek Aborsi di Senen
Aksi praktik aborsi di klinik Dr SWS SpOG, Jalan Raden Saleh I, Kenari, Senen, Jakarta Pusat akhirnya terungkap.
Pihak Subdit 3 Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya menyebut, dalam satu tahun terakhir, ada 2.638 janin yang telah digugurkan di klinik tersebut
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat mengatakan, calon asien bisa memilih untuk bisa mendatangi langsung ke tempat itu atau minta dijemput pihak klinik.
"Mekanismenya yang pertama pasien telepon ke call center atau juga langsung datang ke klinik atau juga ada janjian kemudian pasien dijemput," kata Tubagus di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (18/8/2020).
Selanjutnya, pasien harus melakukan berbagai syarat administrasi ketat.
Menurut Tubagus, ada 7 langkah yang harus dilewati calon pasien sebelum dilakukan tindakan aborsi.
"Ada tujuh step sampai dengan pelaksanaan aborsi. Itu adalah timeline pelaksanaan aborsi yang dilakukan di klinik tersebut," jelasnya.
Tubagus mengatakan waktu proses aborsi yang dilakukan klinik tersebut tergantung dengan umur janin pada tubuh pasien.
Seusai dilakukan praktik aborsi, janin kemudian diletakkan di ember untuk diberikan cairan asam untuk membunuh si janin.
Setelah itu, janin tersebut tidak dikubur oleh pelaku aborsi.
Menurut Tubagus, janin pasien justru dibuang ke dalam kloset di klinik tersebut.
"Setelah dilakukan pelaksanaan aborsi, janin diletakkan di ember dan dimusnahkan dengan cara diberikan larutan."
"Diberikan larutan kemudian menjadi larut dia. Kemudian dilakukan pembuangan melalui kloset," jelasnya.
Lebih lanjut, Tubagus mengatakan saat ini masih mencari janin lain yang telah dieksekusi oleh pihak klinik aborsi tersebut.
Pasalnya, klinik itu telah beroperasi selama 5 tahun terakhir.
Dalam setahun, klinik itu bisa menerima 2.638 pasien yang menggugurkan kandungan.
Artinya, sebanyak 5 hingga 7 pasien yang dilayani pihak klinik dalam sehari.
"Sampai dengan saat ini kita belum menemukan adanya makam terhadap janin tersebut, karena proses penghilangan barang bukti," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Subdit 3 Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya mengungkap dan menangkap pihak yang terlibat praktik aborsi yang dilakukan sebuah klinik di Jakarta Pusat.
Dalam kasus ini, pihak kepolisian mengamankan sebanyak 17 tersangka.
Praktik aborsi tersebut diketahui berada di klinik Dr SWS, Sp. OG, Jalan Raden Saleh I, Kenari, Senen, Jakarta Pusat.
Peristiwa tersebut diusut berdasarkan LP/878/VIII/YAN.2.5/SPKT PMJ tertanggal 3 Agustus 2020 lalu.
"Awal penyelidikan salah satu dari tersangka kita kemarin itu adalah orang yang juga melakukan aborsi di tempat ini."
"Aborsi tidak sesuai dengan ketentuan dan sudah kita amankan 17 tersangka," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (18/8/2020).
Tubagus mengatakan 17 tersangka itu memiliki peran masing-masing dalam kasus aborsi itu. Mereka adalah SS, SWS, TWP, EM, AK, SMK, W, J, M, S, WL, AR, MK, WS, CCS, HR, dan LH.
Rinciannya, 6 tersangka dari tenaga medis yang terdiri dari 3 orang dokter, 1 bidan dan 2 orang perawat.
Selanjutnya, 4 tersangka merupakan pengelola yang bertugas negosiasi, menerima dan juga mengurusi pembagian uang.
Kemudian, 4 tersangka lainnya bertugas menjemput pasien, membersihkan janin, pembeli obat hingga menjadi calo.
Tiga tersangka lain adalah pelaku yang diketahui melakukan aborsi di tempat tersebut.
Seluruhnya, menurut Tubagus, ditangkap di tempat terpisah sejak penyidik menggelar penyidikan pada 3 Agustus 2020 lalu.
"Klinik tersebut sudah beroperasi kurang lebih selama lima tahun terakhir," lanjutnya.
Mirisnya, klinik tersebut ternyata telah melayani pasien dengan angka yang cukup fantastis.
Diungkapkan Tubagus, sebanyak 2.638 pasien telah gugurkan kandungan di tempat tersebut sejak setahun terakhir.
"Terhitung dari Januari 2019 sampai dengan 10 April 2020 terdatakan pasien aborsi sebanyak 2.638 pasien."
"Dengan asumsi perkiraan setiap hari kurang lebih 5 sampai 7 orang yang melakukan aborsi di tempat tersebut," tukasnya.
Dalam kasus ini, kepolisian juga menyita sejumlah peralatan medis yang digunakan untuk praktik aborsi pasien, obat-obatan hingga uang tunai Rp 81 juta yang merupakan uang pasien dan uang tunai Rp 49 juta uang obat.
Tersangka dikenakan pasal 299 KUHP dan atau Pasal 346 KUHP dan atau Pasal 348 ayat (1) KUHP dan atau Pasal 349 KUHP dan atau Pasal 194 Jo Pasal 75 UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Selain itu, tersangka juga bisa dijerat Pasal 77A jo Pasal 45A UU Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman 10 tahun. (Tribunnews.com/Igman Ibrahim)
(Kompas.com/Suwandi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Aborsi Janin 5 Bulan, Remaja 17 Tahun Pendarahan dan Janin Dikubur Pacar di Depan Ruko"