Di Tengah Pandemi, Minimal Berapa Kali Ibu Hamil Kontrol Kandungannya?
Pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap semua aspek kesehatan, salah satunya kesehatan reproduksi perempuan dan kehamilan.
SRIPOKU.COM - Pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap semua aspek kesehatan, salah satunya kesehatan reproduksi perempuan dan kehamilan.
dr. Upik Anggrahaeni, SpOG mengatakan data kesehatan menunjukkan bahwa penyebab kematian ibu terbanyak masih diduduki penyebab selain Covid-19, yakni pendarahan, eklamsia, dan infeksi.
Di tengah pandemi saat ini, angka kehamilan di seluruh dunia melonjak signifikan.
• Inilah Waktu Terbaik Melakukan Tes Kehamilan
• Melemah, Nilai Tukar Rupiah Hari Jumat 27 Agustus 2020 di 5 Bank Besar Indonesia
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Hal ini karena terbatasnya akses mendapat kontrasepsi dan kebutuhan memiliki keturunan yang dianggap sebagai suatu kedaruratan terkait usia dan keterbatasan waktu. Ini meliputi yakni pasangan yang sudah melakukan program hamil jauh hari sebelumnya.
Ketika angka kehamilan naik di tengah pandemi, ironisnya angka kesakitan atau komplikasi kehamilan juga ikut naik.
Upik menyebut, ini karena banyak layanan kesehatan yang tutup di masa pandemi serta kekhawatiran masyarakat akan penularan penyakit.
"Sehingga banyak wanita hamil yang tidak mendapatkan akses fasilitas kesehatan yang memadai," kata Upik dalam acara virtual media briefing bersama Bamed, Rabu (26/8/2020).
"Sebagai contoh, tingginya angka kematian janin di dalam kandungan meningkat dalam dua bulan terakhir. Penyebab utamanya adalah takut pergi ke rumah sakit," imbuh Upik.

14 Cara Tingkatkan Kualitas Sperma untuk Mendukung Program Hamil (2). (https://www.eatthis.com/)
Kapan harus kontrol kandungan?
Upik menjelaskan, masyarakat harus mengetahui bagaimana memilih fasilitas kesehatan khususnya untuk ibu dan anak yang mengikuti protokol kesehatan yang aman dan nyaman.
Ia mengatakan, tentunya ada perbedaan layanan kesehatan ibu hamil sebelum era pandemi dan sekarang. Ini terkait protokol kesehatan yang digunakan serta penyesuaian jadwal kontrol sesuai kebutuhan setiap ibu hamil.
"Di era new normal, umumnya kita (dokter SpOG) memberi tahu pasien minimal ada tujuh kali pertemuan dengan dokter SpOG dibutuhkan selama kehamilan," ujarnya.
Kapan saja itu? Berikut penjelasannya:
1. Trimestes pertama, kurang dari 11 minggu
Pemeriksaan pada trimester pertama kehamilan, kurang dari 11 minggu, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah kehamilannya termasuk kehamilan normal atau tidak.
"Hamil test pack garis dua memang menandakan hamil. Tapi apakah hamilnya berkembang, apakah perkembangannya normal, apakah ada masalah di luar kandungan, itu semua harus dideteksi secara dini sejak usia (kehamilan) 6 sampai 8 minggu," jelas Upik.