Misteri Gadis 15 Tahun Tewas Tanpa Busana, 1 Tahun Tak Terpecahkan dan Polisi Buka Pemeriksaan Baru

Koroner Malaysia membuka pemeriksaan baru pada Senin (24/8/2020), atas kematian gadis Perancis-Irlandia yang tewas tanpa busana di Hutan.

Editor: Hendra Kusuma
ilustrasi hutan 

SRIPOKU.COM-Hingga satu tahun polisi Malaysia melakukan pemeriksaan dan menyatakan gadis berusia 15 tahun tewas tanpa busana itu bukan karena dibunuh atau diculik tetap kelaparan.

Namun, orang tua korban tidak terima dan meminta kasus itu dibuka.

Keluarga menduga gadis Perancis-Irlandia yang tewas tanpa busana di Hutan itu,

Meski hingga satu tahun belum terungkap tentang misteri kematian gadis 15 tahun yang tewas tanpa busana di hutan itu, masih menyisakan tanda tanya.

Sebab, gadis 15 tahun tewas tanpa busana itu, merupakan gadis yang memiliki keterbelakangan atau gangguan belajar,

sehingga keluarga menduga jika dia pergi jauh hingga ke hutan maka diduga ada yang membawanya.

Maka, atas desakan itulahKoroner Malaysia membuka pemeriksaan baru pada Senin (24/8/2020), atas kematian gadis Perancis-Irlandia yang tewas tanpa busana  di Hutan.

Seperti diketahui, Kasus itu terjadi setahun yang lalu, usai dia menghilang saat berlibur.

Polisi Malaysia menegaskan, tidak ada tanda-tanda kekerasan dalam kematian Nora Quoirin anak dengan disleksia atau gangguan belajar.

Pihak berwenang kemudian menggolongkan kasus tersebut "tidak memerlukan tindakan lebih lanjut".

Akan tetapi orangtuanya mendesak adanya pemeriksaan, karena percaya ada unsur kriminal dalam kematian anaknya, dengan mengatakan gadis itu tak pernah pergi sendirian.

Pihak berwenang kemudian menyetujuinya.

Pada awal persidangan di kota Seremban hari ini, petugas koroner Maimoonah Aid berkata,

"Kami di sini untuk menjawab beberapa pertanyaan - siapa yang tewas, kapan dan bagaimana dia tewas, dan apakah ada yang bertanggung jawab."

Dilansir dari kantor berita AFP, Quoirin hilang dari resor tempat dia tinggal bersama keluarganya yang berbasis di London.

Pencarian dilakukan selama 10 hari dengan menggunakan helikopter, anjing pelacak, dan ratusan anggota tim pencari.

Jasadnya ditemukan di tengah hutan. Hasil otopsi menemukan dia mungkin kelaparan dan meninggal karena pendarahan internal, setelah terjebak sekitar semimggu di hutan hujan lebat.

Sebanyak 64 saksi akan dipanggil selama pemeriksaan, dan yang pertama adalah Mohamad Mat Yusop kepala polisi Negara Bagian Negeri Sembilan.

Ibu korban berasal dari Irlandia dan ayahnya dari Perancis. Mereka tidak bisa hadir dalam pemeriksaan karena pandemi virus corona, dan akan diwawancarai petugas koroner lewat panggilan video.

Saksi lain yang diundang termasuk polisi, pendaki yang menemukan jasad Quoirin, dan ahli forensik Inggris juga akan bergabung melalui konferensi video.

"Bukan diculik"

Polisi Malaysia pada Senin (24/8/2020) bersikeras, tidak ada indikasi penculikan di resor hutan pada kasus ini.

Pada awal persidangan hari ini, petinggi polisi senior Mohamad Mat Yusop menggambarkan bagaimana dia memeriksa bungalo tempat gadis itu dan keluarganya menginap.

Dia mengaku tidak melihat ada yang mencurigakan.

"Tidak ada indikasi korban diculik," katanya dalam pemeriksaan di kota Seremban.

"Kami tidak menerima panggilan telepon apa pun - biasanya dalam kasus seperti ini kami akan mendapat telepon yang memberitahu bahwa korban diculik dan berada di tangan orang-orang tertentu, dan mereka akan meminta uang tebusan."

"Saya yakin orang yang hilang itu benar-benar keluar dari jendela," tambah Mohamad dikutip dari AFP.

Kemudian saksi kedua yakni pemilik resor Haanim Ahmed Bamadhaj mengatakan, kunci jendela rusak di tempat gadis itu diyakini keluar, dan tidak ada CCTV di lokasi tersebut.

Artikel ini Terbit di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved