Ingin Mendaki Gunung di Tengah Pandemi Covid-19, Perhatikan CHSE Anda, Berikut Syarat-syaratnya
syarat dan ketetapan yang harus dipatuhi saat akan mendaki gnung. Protokol kesehatan tetap diutamakan
Penulis: Chairul Nisyah | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM - Pandemi Virus Corona atau Covid-19, sempat melumpuhkan hampir segala aspek kehidupan manusia.
Namun saat ini kondisi perlahan mulai membaik dan muncul kebiasan-kebiasan baru dalam keseharian masyarakat demi mencegah menyebarnya virus Corona atau Covid-19.
Di fase ini kita sering mengenalnya dengan sebutan new normal.
Meski terlihat normal kembali, namun kita diwajibkan untuk menjalankan protokol kesehatan, kapanpun dan dimanapun kita berada.
Salah satunya saat akan mendaki gunung.
Kegiatan mendaki gunung sering kali dilakukan oleh pecinta alama, maupun masyarakat umum lainnya.
Di era new normal, kegiatan mendaki gunung mulai banyak dilakukan oleh masyarakat lagi.
Meski demikian ada beberapa aturan yang harus dilakukan dan ditaati oleh pendaki.

Para pecinta kegiatan mendaki gunung sudah bisa bergembira, karena beberapa gunung di Indonesia sudah boleh didaki kembali.
Melansir dari laman Tribun Trevel, setelah tutup selama sekitar 4 bulan, seturut aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), kini sejumlah taman nasional sudah dibuka dan menerima pengunjung untuk berwisata.
Termasuk wisatawan yang akan mendaki gunung di taman nasional itu. Hanya saja, kebiasaan dalam mendaki gunung harus berubah sedikit, berkaitan pencegahan penularan Covid-19.
• Seorang Perempuan Jatuh dari Motor Usai Lewat di Polisi Tidur Jalan Ki Rangga Wirasantika Palembang
• Tertibkan Golf Car, Ketua Umum Palembang Golf Club H Syahrial Oesman Resmikan Bag Drop Kenten Golf
• Tertantang Target, Eks Pelatih Fisik Sriwijaya FC, M Akmal Almy Gabung Muba Babel United
• Download Lagu Itu Saja dari Glenn Fredly-Mutia Ayu, Lagu Sedih Ada Video Klip, Kunci Gitar & Lirik
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pun telah menerbitkan CHSE (cleanliness, health, safety, and environmental sustainability), atau kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan pelestarian alam) wisata pendakian gunung, pada awal pekan ini.
Menurut Ripto Mulyono, yang merupakan dewan pakar di Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI), protokol kesehatan dalam wisata mendaki gunung tak berbeda banyak dari tempat wisata lainnya.
1. Sehat
"Para pendaki harus menerapkan protokol kesehatan, terutama protokol pertama, yaitu jika merasa ada gejala-gejala sakit lebih baik ditunda dulu naik gunungnya," kata Ripto Mulyono menegaskan protokol yang paling penting.