Kisah Pilu Paramedis yang Meninggal Saat Ledakan Beirut, Sarah Fares,  Hendak Menikah Tahun Depan

Siapapun orangnya, kalau Yang Maha Kuasa Berkendak, pertemuan, perpisahan, jodoh maut, tidak kuasa menolaknya.

Editor: Salman Rasyidin
Middle East Eye/kompas.com
Ledakan dahsyat yang menghantam Beirut 

Fares mengabdikan dirinya kepada pelayanan publik dan bermimpi untuk membangun sebuah keluarga mandiri.

Pada Selasa (4/8/2020), Fares sempat menghubungi Karaan untuk menunjukkan kepadanya mengenai kebakaran yang menghabiskan gudang di Pelabuhan Beirut.

Karena tak ada yang membutuhkan pertolongan medis, Fares duduk di dalam mobil pemadam kebakaran sambil melihat rekan-rekannya yang tengah berjuang untuk menjinakkan api.

Saat api semakin mengganas, ia turun dari truk dan memperlihatkan pemandangan itu kepada Kaaran. Tampak kilauan merah dan perak di antara asap tebal.

Kareen mengaku, Fares sempat mengatakan bahwa suara kebakaran itu aneh dan tak seperti yang pernah dihadapinya.

Gambar terakhir yang dilihat oleh Karaan adalah sepatu Fares yang terhempas di trotoar saat ia mencari perlindungan.

Ledakan dahsyat pun kemudian mengguncang Beirut.

Rasa marah dan putus asa

Dilatih sebagai perawat, Fares memutuskan untuk menjadi pegawai negeri pada 2018. Menurut keterangan kerabatnya, ia mendambakan pekerjaan yang tetap dan manfaat sosial dari karier di pemerintahan.

Sebab, ia ingin memperbaiki nasib keluarganya yang berjuang keras memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ayah Fares merupakan seorang tukang las alumunium, sementara ibunya seorang guru sekolah.

Fares dibesarkan di Kota al-Qaidah, Lebanon utara yang berbatasan dengan Suriah. Pada 2016, desa itu menjadi korban serangan ISIS dan menewaskan lima orang warganya dan melukai puluhan lainnya.

Sepupu Fares yang terbangun oleh serangan itu dan bergegas keluar untuk membantu tetangganya, termasuk dari salah satu korban meninggal dalam serangan itu.

Setelah Fares dimakamkan, warga al-Qaidah merasa marah dan putus asa. Mereka telah kehilangan dan mendedikasikan banyak hal untuk negara yang hampir tak berfungsi.

"Fares adalah simbol bagi kaum muda kita bahwa ada orang yang berkomitmen pada bangsa, tapi kehilangan segalanya," kata Bachir Mattar, Wali Kota al-Qaidah.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved