Berita Ogan Ilir
Berawal dari Potongan Rambut Aulia Umuludin, Begini Kisah Asal Usul Adanya Desa Burai di Ogan Ilir
Pada zaman dahulu, ada seorang tokoh bernama Aulia Umuludin bersama rombongannya menaiki perahu, dari (diduga) Palembang melewati aliran sungai.
Penulis: RM. Resha A.U | Editor: Yandi Triansyah
Laporan Wartawan Sripoku.com, Resha
SRIPOKU.COM, INDRALAYA -- Desa Burai terletak di Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan.
Dimana desa tersebut sempat booming karena menjadi destinasi wisata, dengan menonjolkan cat warna-warni di rumah masyarakatnya.
Tidak hanya itu, di dalam desa itu banyak disediakan guest house atau penginapan di rumah masyarakatnya.
Juga beragam wisata serta kuliner sampai ke pemandangan yang menyejukkan.
Untuk mencapai Desa Burai, butuh waktu sekitar 30 menit menggunakan kendaraan, dari pusat kota di Indralaya.
• Dijambret di Depan Polsek SU I Palembang, Wanita Ini Kehilangan Rp 65 Juta, tak Sadar Sudah Diincar
• Sempat DPO, Detik-detik Kameramen Youtuber Edo Ditangkap Polrestabes Palembang di Rumahnya Sukarami
Jalannya pun tidak bisa dikatakan jelek, meskipun ada beberapa ruas jalan yang rusak.
Menurut Tokoh Masyarakat Desa Burai, Muchtar Majid (70), nama Burai itu tak lepas dari cerita rakyat yang beredar di sana.
Pada zaman dahulu, ada seorang tokoh bernama Aulia Umuludin bersama rombongannya menaiki perahu, dari (diduga) Palembang melewati aliran sungai.
"Karena agama Islamnya kuat, waktu Zuhur datang ia berlabuh ke sini.
Waktu itu di Burai ini masih hutan," ujarnya saat diwawancarai.
• ULAR Sanca Kembang Panjang 3 Meter Sembunyi di Bawah Karpet Rumah Warga, BPBD Kerahkan 6 Personil
• Video Prank Daging Kurban Berisikan Sampah Garapan Edo Youtuber Palembang, Kameramen Ditangkap
Pada saat berlabuh, sembari mendirikan salat ia juga membuat pondok, merebus ubi, dan menebang pohon-pohon di sekitarnya.
Sedangkan rombongannya yang lain, memutuskan untuk berlabuh di tempat yang agak ke dalam yang sekarang menjadi lokasi Desa Burai.
"Rombongannya tadi terus saja, tapi beliau ini mau menunggu di sini. Katanya, dia mau jaga di sini, kalau orang keluar masuk tau," ungkapnya.
Suatu ketika, Aulia Umuludin ini menggunting rambutnya yang sudah memanjang.
Rambutnya tersebut kemudian diikat, dan diletakkan di sekitar pondokan itu.
Tibalah waktu air pasang, rambutnya tadi terbawa ke aliran sungai dan sampai ke rombongan yang telah mendirikan pemukiman.