Anak Nonton TV Terlalu Sering? Inilah 3 Dampak Negatifnya: seperti Memiliki Masalah Tidur

Televisi memang menjadi salah satu hiburan yang banyak digemari baik oleh orang dewasa maupun anak-anak.

Editor: Bejoroy
www.igplbgarut.org
Ilustrasi - Apa kegiatan yang paling sering dilakukan anak pada masa pandemi ini? Selain belajar online, kebanyakan anak menghabiskan waktunya dengan bermain handphone atau nonton televisi. 

Anak-anak yang menghabiskan lebih dari 4 jam per hari untuk menonton TV juga cenderung mengalami kelebihan berat badan karena tak bergerak aktif. Ketika menatap layar, termasuk menonton TV, anak-anak tidak akan bergerak aktif dan cenderung untuk ngemil.

Tak hanya itu, anak juga melihat berbagai iklan yang mendorong mereka untuk mengonsumsi makanan tidak sehat, seperti keripik kentang dan minuman berkalori rendah, yang seringkali menjadi camilan favorit.

Saat menonton TV, laju metabolisme juga lebih rendah daripada saat istirahat sehingga seseorang akan membakar lebih sedikit kalori saat menonton TV daripada hanya ketika duduk diam.

Penelitian menunjukkan bahwa penurunan kebiasaan anak menonton TV terbukti membuat kenaikan berat badan menjadi lebih sedikit dan indeks massa tubuh yang lebih rendah.

Mengajak anak bermain di luar adalah cara yang baik untuk mempertahankan berat badan yang sehat untuk anak.

6 Penyebab Badan Tiba-tiba Menggigil Kedinginan (1). (TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

3. Menunjukkan masalah perilaku

Anak-anak yang melihat acara kekerasan di TV cenderung menunjukkan perilaku agresif, merasa dunia menakutkan, dan khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi pada dirinya.

Karakter-karakter di TV juga seringkali menunjukkan perilaku buruk, seperti berkelahi, minum alkohol, atau merokok yang dapat ditiru oleh anak.

Penelitian menunjukkan bahwa remaja yang menonton program berbau seksual di TV lebih mungkin memulai hubungan seks lebih awal daripada teman sebayanya yang tidak menonton.

Sementara, iklan rokok atau orang yang merokok di acara TV dapat mendorong anak untuk meniru karena merasa perilaku tersebut diterima oleh masyarakat.

Hubungan antara menonton televisi dan usia mulai merokok lebih kuat dibanding dengan teman yang merokok, orangtua yang merokok, ataupun jenis kelamin.

Penelitian menunjukkan bahwa merokok yang dilakukan oleh karakter film dapat meningkatkan kemungkinan penontonnya untuk ikut merokok.

Oleh sebab itu, sangat penting bagi orangtua dalam mengawasi tontonan anak, dan menetapkan batasan waktu menonton TV agar tidak terlalu banyak menghabiskan waktunya di depan layar.

ilustrasi
https://covid19.go.id/p/berita/infografis-covid-19-1-agustus-2020

Pilihlah program yang mendidik dan dirancang khusus anak-anak, seperti mengajarkan keterampilan bahasa atau berhitung.

Orangtua pun harus memberi pengertian pada anak secara meyakinkan dan jujur mengenai program yang ditonton oleh anak. Akan lebih baik jika orangtua tidak mengizinkan anak melihat program TV yang mengandung unsur kekerasan.

Bagi anak-anak, bercerita, bernyanyi, membaca, mendengarkan musik, dan bermain jauh lebih penting untuk perkembangannya daripada menonton TV. (https://www.sehatq.com/)

Berita Ini Sudah Diterbitkan di Situs https://lifestyle.kompas.com/ dengan Judul:
Anak Nonton TV Terlalu Sering? Waspadai Dampak Negatifnya

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved