Balita Suka Menjerit Tanpa Alasan? Inilah 7 Tips untuk Mengatasinya (2): Berkomunikasi hingga Lapar

Si kecil mungkin tidak hanya berteriak ketika bersemangat; jeritan bisa datang ketika dia marah atau mungkin pula kesakitan.

Editor: Bejoroy
Grid.id/Widyastuti
Ilustrasi - Sebagai orangtua, sangat penting untuk memahami alasan di balik semua jeritan memekakkan telinga itu. ketimbang terburu-buru merasa terganggu. 

SRIPOKU.COM - Orangtua mungkin sering menghadapi kejadian di mana anak mereka yang masih balita suka berteriak tanpa alasan.

Ini mungkin terasa agak mengganggu, apalagi jika terus berulang.

Namun, tahukah bahwa ternyata menjerit adalah cara yang digunakan oleh balita untuk mengekspresikan perasaan mereka.

Balita Suka Menjerit Tanpa Alasan? Inilah 7 Tips untuk Mengatasinya (1): contoh Jeritan Sukacita

Ramalan Bintang Kamis 23 Juli 2020: Aries Ingin Berjumpa dengan Teman Lama yang Sempat Terlupakan

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Dia mungkin berteriak ketika melihat hewan peliharaan atau mainan favoritnya.

Dia juga bisa berteriak saat mendengar suara tawa ibu atau ayah, atau sedang sibuk menikmati suara jeritannya sendiri.

Si kecil mungkin tidak hanya berteriak ketika bersemangat; jeritan bisa datang ketika dia marah atau mungkin pula kesakitan.

Jadi, sebagai orangtua, sangat penting untuk memahami alasan di balik semua jeritan memekakkan telinga itu. ketimbang terburu-buru merasa terganggu.

Menurut Elaine Weitzman, ahli patologi ragam bahasa, balita hanya tahu beberapa kata sehingga mereka berkomunikasi menggunakan upaya lain, salah satunya berteriak.

Meskipun banyak balita bisa berteriak hanya untuk bersenang-senang dan untuk menghibur diri mereka sendiri, jeritan itu kerap tidak diterima dengan baik oleh orang dewasa.

Beberapa mungkin merasa khawatir, atau ada pula yang merasa kesal.

Kuncinya adalah mencari tahu alasan di balik jeritan dan melihat apa yang dapat dilakukan orangtua untuk mengatasinya.

11 Hal tidak Boleh Dilakukan Saat Terjadi Hujan Badai. (brightside)

Balita menjerit karena beberapa alasan. Mari kita jelajahi lanjutan beberapa alasan dan cara untuk menghadapinya:

4. Berkomunikasi

Di antara usia 1-3 tahun, balita kesulitan mengekspresikan diri dengan jelas. Kosakata mereka masih berkembang, sehingga mereka tidak bisa mengekspresikan diri menggunakan kata-kata.

Balita yang kerap menjerit dan kemarahan ini diidentifikasi berdasarkan perubahan sikap dan temperamen.

Pada suatu saat anak mungkin senang bermain dan bernyanyi dan pada saat berikutnya, dia mungkin berteriak.

Ini terjadi karena balita tidak dapat mengomunikasikan alasan pasti terkait rasa frustrasinya dengan keadaan di sekitarnya.

Karena itu, ia menggunakan gerakan seperti berteriak untuk berkomunikasi.

Apa yang harus dilakukan?

Gendong anak dengan memeluk dan menggosok punggungnya. Cobalah untuk tidak memperhatikan jeritan, tetapi memahami apa yang dia ingin komunikasikan.

Katakan padanya, kamu tidak dapat memahami apa pun ketika dia berteriak dan mengekspresikan dirinya dengan suara yang lebih tenang.

Cobalah ajukan pertanyaan seperti, "Apakah kamu kesakitan?" atau "Apakah kamu lapar?"

Besaran Gaji Sipir Penjara Lulusan SMA di Kemenkumham. (https://kupang.tribunnews.com/)

5. Membakar energi ekstra

Balita penuh energi, dan mereka harus melampiaskannya dengan satu atau lain cara.

Salah satu dari banyak cara mereka membakar energi adalah dengan menjerit.

Apa yang harus dilakukan?

Jika anak sudah lama berada di dalam rumah, keluarlah dan berjalan-jalanlah atau kunjungi taman, di mana ia bisa membakar energi ekstra.

6. Kelelahan

Ketika sangat lelah, kebanyakan balita menjerit dan menangis. Tidak dapat beristirahat menyebabkan amukan, tangisan, dan perilaku irasional.

Tanda-tanda kelelahan dan kurang tidur termasuk gelisah, menggosok-gosok mata dan menguap.

Apa yang harus dilakukan?

Tergantung pada jam berapa hari itu, ajak si kecil untuk tidur siang sehingga ia bangun dengan santai dan tenang.

Perbaiki waktu untuk tidur siang dan juga ikuti rutinitas tetap untuk waktu tidurnya.

Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

7. Lapar dan marah

Kelaparan mungkin menjadi penyebab semua teriakan dan teriakan, jika balita baru saja bangun atau belum makan selama lebih dari tiga jam.

Kebanyakan balita merasa sulit untuk berkomunikasi bahwa mereka lapar, sehingga mereka menunjukkan kemarahan dalam bentuk menjerit.

Apa yang harus dilakukan?

Cobalah tawarkan beberapa makanan ringan yang ia disukai. Siapkan stok beberapa makanan kecil favoritnya di lemari.

ilustrasi
https://covid19.go.id/p/berita/infografis-covid-19-22-juli-2020

Kapan harus ke dokter?

Jika berurusan dengan balita yang menangis tersedu-sedu yang tidak berhenti bahkan setelah dihibur, maka sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter anak.

Sering kali itu bisa menjadi masalah yang berhubungan dengan kesehatan seperti infeksi perut atau cedera yang mungkin terjadi saat orangtua tidak ada, dan tidak mengetahuinya.

Ketika anak menjerit atau menangis terus menerus, cobalah untuk menemukan penyebabnya, menghiburnya, dan beri dia waktu untuk tenang.  (Asia One)

Penulis: Dian Reinis Kumampung

Berita Ini Sudah Diterbitkan di Situs https://lifestyle.kompas.com/ dengan Judul:
Balita Suka Menjerit Tanpa Alasan? Ini Tips untuk Mengatasinya

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved