Breaking News

Solusi Belajar Tengah Pandemi Covid-19, PALI Terapkan Metode Pembelajaran Melalui Radio

Menyikapi metode pembelajaran di masa pandemi Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 Dinas Pendidikan Kabupaten PALI

Penulis: Reigan Riangga | Editor: adi kurniawan
SRIPOKU.COM/REIGAN RIANGGA
Plt Kadisdik PALI Kamriadi saat live Sumsel Virtual Fest Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel dengan tema Daring Bukan Solusi. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Reigan Riangga

SRIPOKU.COM, PALI -- Menyikapi metode pembelajaran di masa pandemi Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 Dinas Pendidikan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) bakal menerapkan proses belajar melalui radio.

Dimana, Radio lokal ini dalam penerapannya bekerjasama dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan fokus literasi Covid-19, literasi budaya, kecakapan hidup dan best practice sekolah.

"Insyaallah dalam minggu depan kita alan melakukan proses pembelajaran melalui radio lokal. Selain ada proses daring dan luring," ungkap Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten PALI, Kamriadi saat menjadi narasumber dalam live Sumsel Virtual Fest Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel dengan tema Daring Bukan Solusi, Senin (20/7/2020).

Menurut Kamriadi, terkait sulitnya jaringan, apalagi yang ada di daerah terpencil, maka pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak telkom.

"Kita sudah berdiskusi dengan Telkom. Insyaallah tahun depan bisa dianggarkan untuk pembangunan tower satelit," jelasnya.

Lapas Banyuasin Akan Fasilitasi Bantuan Hukum Gratis Untuk Tahanan Miskin

Nyaman di Status Zona Hijau, Masyarakat Baturaja Dikagetkan Dengan Pemakaman Jenazah Covid-19

Kenalkan Sistem Pendidikan, SD dan SMP Bukit Asam Internasional Undang Para Orangtua

Sementara ini untuk kesiapan sarana dan prasarana baik di SMP maupun SD sudah disiapkan seluruhnya, sehingga pihaknya menghentikan proses belajar mengajar dengan tatap muka.

Selain nantinya ada radio, kekinian, pihaknya menerapkan proses belajar melalui luring.

Metode Luring ialah semisal jemput bola dilakukan para guru, dimana rata-rata guru mengunjungi ke rumah siswa atau membuat dan menyusun jadwal berkelompok belajar dengan melihat kondisi yang ada dilapangan.

Sesuai keputusan Menteri Pendidikan dan Menteri Agama, maka pihaknya menyikapinya dengan melakukan survey ke tingkat sekolah.

"Kami polanya melihat dengan kondisi yang ada. Berdasarkan survey lapangan siswa dan guru kecenderungan daring dan luring. Hasil survey itu 70 persen siap di Luring dan 30 persen siap di daring." katanya.

Kendala guru dan siswa sama yakni dengan sarana prasarana, misalnya hp dan laptop.

"Jadi kami coba fokus dengan luring. Bagaimana proses belajar sesuai berjalan dengan semestinya. Luring (belajar kelompok dan individu) dan kepsek kami minta cerdas untuk penerapan di PAUD, SD dan SMP, karena SMA rata-rata daring." jelasnya.

Dalam Live virtual Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel yang dipandu host H Husin juga menghadirkan narasumber Nyimas Aisyah dari Wakil Rektor Universitas Sriwijaya dan Deasy dari GM MDP IT Store.

Nyimas Aisyah menuturkan, bahwa pola pembelajaran daring ada positif dan negatif.

Menurut dia, Daring ini miniatur dari proses pembelajaran sebenarnya.

"Kita di perguruan tinggi, banyak mahasiswa mengeluh karena tingginya kuota internet untuk menerapkan pembelajaran secara aplikasi zoom meeting. Cara mengatasinya, kita memberikan tugas melalui email dan whatsapp," jelasnya.

Sementara itu, GM MDP IT Store Deasy berkata, bahwa pihaknya mendukung proses pembelajaran melalui online.

"Melalui belajar online ini kami mengalami peningkatan signifikan seperti penjualan laptop. Dari biasanya 50-70 unit sekarang bisa 100-200 unit laptop untuk menyikapi proses pembelajaran Daring." katanya

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved