Pemalsuan & Pembobolan Rekening Bank, Aziz Berperan Cetak KTP Palsu Menggunakan Printer

Penangkapan dua pelaku sindikat antar provinsi pemalsuan dan pembobolan rekening bank yakni Mujianto (36) dan Aziz (34) bukanlah otak pelaku perbuatan

Editor: adi kurniawan
SRIPOKU.COM/BAYAZIR AL RAYHAN
Penangkapan dua pelaku sindikat antar provinsi pemalsuan dan pembobolan rekening bank yakni Mujianto (36) dan Aziz (34) 

Laporan Wartawan Sripoku.com, Bayazir Al Rayhan

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Penangkapan dua pelaku sindikat antar provinsi pemalsuan dan pembobolan rekening bank yakni Mujianto (36) dan Aziz (34) bukanlah otak pelaku perbuatan tersebut.

Keduanya merupakan kaki tangan dari Hotman yang merupakan otak pelaku perbuatan tersebut.

Keduanya pun mengenal Hotman melalui Facebook dan penyedia jasa TKI beberapa tahun yang lalu.

Aksi pertama kali dilakukan pelaku pada tahun 2018 lalu tepatnya di bank BPD Lampung senilai 70 Juta.

Mujianto dan Aziz memiliki peranan masing-masing pada saat melakukan aksinya tersebut.

Mujianto berperan sebagai penampung uang hasil pencairan yang diurus oleh Hotman, sedangkan Aziz memiliki peran sebagai pencetak data palsu para nasabah seperti KTP.

USMB Universitas Sriwijaya Gandeng 10 Universitas Swasta, Catat Jadwal Pendaftarannya

Viral Penemuan Tengkorak Manusia di Karya Jaya Kertapati Palembang

Kronologis Ditangkapnya Dua Tersangka Spesialis Pemalsu Identitas Nasabah Bank Daerah

Dalam melancarkan aksinya, Aziz menggunakan Printer dengan kertas stiker yang kemudian ditempelkannya di plastik keras hingga menyerupai KTP.

Dikatakan Aziz dia hanya bertugas sebagai pencetak data korban nasabah. Untuk peranan yang lain Aziz tidak mengetahui pasti.

"Tugas aku cetak KTP korban dari hasil data yang diberikan Hotman, Hotman ini otaknya karena data data dari dia semua kami hanya menjalankan perintahnya saja," kata Aziz, Senin (20/7/2020).

Sementara itu pengakuan Mujianto, dirinya menampung uang tersebut ibaratkan menjadi nasabah bank. Dirinya mendatangi Bank dengan maksud untuk mencairkan dana dengan menunjukkan data diri berupa KTP yang telah di palsukan.

Tak pernah mendapat kesulitan, pelaku mengatakan membobol uang milik bank daerah tersebut karena pengamanan yang tidak terlalu ketat.

"Datang ke bank untuk melakukan pencairan, semua urusannya dilakukan oleh Hotman aku cuma disuruh melakukan pencairan saja," kata Mujianto.

Dari hasil tersbut, setidaknya para pelaku berhasil mendapatkan uang senilai ratusan juta yang dilakukannya pada Bank BPD Lampung senilai Rp 70juta , Bank BPD Sultra Rp 120juta dan Bank Sumsel Babel Rp 116 juta.

Hasil dari pembobolan tersebut dibagi lima oleh pelaku yang mana menurut keterangan Aziz dan Mujianto uang tersebut digunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved