Palembang Dominasi Kasus DBD Semester I 2020, Total Kasus di Sumsel Capai 1876, Tiga Meninggal Dunia
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) selama periode Januari sampai Juni 2020 mencapai 1.876 kasus
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) selama periode Januari sampai Juni 2020 mencapai 1.876 kasus, dan tiga diantaranya meninggal dunia.
Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Provinsi, Sumsel Muyono, mengatakan bahwa meski sudah tembus lebih dari 1.876 kasus, penambahan pasien DBD setiap bulan menunjukkan tren penurunan.
"Dari total 1.876 kasus DBD, tiga diantaranya meninggal, yaitu dari Muratara, Banyuasian dan Muaraenim," kata Muyono saat dikonfirmasi, Rabu (15/7/2020).
• Viral Karena Pandemi Ruang Kelas Sekolah di Malang Diubah Jadi Kamar Hotel Begini Tanggapan Wakepsek
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk kasus DBD di bulan Januari sebanyak 593 kasus, Februari sebanyak 561 kasus, Maret sebanyak 432 kasus, April sebanyak 166 kasus, Mei sebanyak 79 kasus, dan Juni sebanyak 45 kasus.
"Jadi trennya setiap bulan terus menurun. Jika dibandingkan dengan tahun lalu diperiode yang sama, di tahun ini juga terjadi penurunan dimana pada tahun 2019 ada 2.158 kasus, sedangkan ditahun ini sebanyak 1.876 kasus DBD," jelasnya.
Sementara itu untuk daerah yang paling banyak kasus DBD masih di Palembang sebanyak 337 kasus. Lalu diikuti Prabumulih 202 kasus dan Banyuasian 200 kasus.
• Jutaan Warga Inggris Hentikan Merokok Sejak Pandemi Covid-19
"Kami berharap kasus DBD terus turun. Meski seluruh unit pelayanan kesehatan di Sumsel sedang sibuk menangani wabah Covid-19, tapi penangan kasus DBD tetap maksimal," ungkapnya.
Selain itu, upaya-upaya pencegahan DBD masih terus disosialisasikan kepada masyarakat terkait Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta langkah 3 M (menguras, mengubur dan menutup).
Menurunnya kasus DBD itu didorong meningkatnya kebiasaan PHBS masyarakat yang juga dipicu kewaspadaan terhadap Covid-19.
Masyarakat dengan kesadaran penuh menjadi lebih peduli dengan kebersihan lingkungan dan kesehatan.
"Hal ini juga ada dampak dari kampanye pencegahan Covid-19. Untuk itu kami meminta masyarakat tetaplah menerapkan PHBS karena dengan pola itu maka hampir semua penyakit menular dapat dicegah," katanya.