Inilah 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir (1): Bayi Tidak Mau Menyusu hingga Merintih
Pasangan suami istri atau calon orangtua yang tengah mempersiapkan kelahiran buah hati penting untuk mengenal tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.
SRIPOKU.COM - Pasangan suami istri atau calon orangtua yang tengah mempersiapkan kelahiran buah hati penting untuk mengenal tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.
Dokter spesialis kandungan dan kebidanan RSUD Bung Karno Surakarta, dr. Andy Wijaya, Sp.OG, M.Kes, menyampaikan tanda- tanda bahaya pada bayi baru lahir adalah suatu keadaan atau masalah yang dapat mengakibatkan kematian pada bayi.
Oleh sebab itu, para orangtua diharapkan memahami tanda bahaya tersebut sekaligus tahu cara mengatasinya.
• Inilah 7 Fakta Nutrisi Lidah Buaya dan 4 Efek Samping Konsumsi Lidah Buaya
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Dia menyampaikan, sedikitnya ada 10 tanda bahaya pada bayi baru lahir yang perlu dikenali. Apa saja?
1. Bayi tidak mau menyusu
dr. Andy menjelaskan bayi biasanya tidak mau menyusu ketika sudah dalam kondisi lemah dan mungkin dalam kondisi dehidrasi berat.
Jika mendapati kondisi ini, para orangtua bisa mengupayakan agar sang buah hati tetap menempel ke payudara ibu dengan cara yang benar.
Saat bayi membuka mulutnya, pastikan seluruh putting dan sebagian areola masuk ke dalam mulutnya.
Apabila cara ini tak bisa membuat bayi minum ASI, para orangtua disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis mengenai langkah penanganan yang terbaik.

2. Kejang
dr. Andy menyampaikan, kejang pada bayi baru lahir bisa saja terjadi.
“Ketika mendapati kondisi ini, orangtua perlu mencari tahu pemicu kejang pada bayi,” jelas dia saat diwawancara Kompas.com, Senin (13/7/2020).
Jika kejang bayi dipicu oleh demam, maka penting bagi para orangtua untuk memberikan obat penurun panas yang sesuai dengan dosis anjuran dokter.
Sementara, jika bayi kejang tapi tidak dalam kondisi demam, para orangtua alangkah baiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk membicarakan kemungkinan penyebab lain.
Sebelum itu, para orangtua bisa memperhatikan terlebih dahulu frekuensi dan lamanya kejang yang terjadi pada bayi untuk dilaporkan kepada dokter.
Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:
3. Bayi lemah
dr. Andy mewanti-wanti, jika bayi terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah bagi para orangtua.
“Jangan biarkan kondisi ini berlanjut,” jelas dia.
Kondisi lemah pada bayi bisa dipicu oleh beragam penyebab, seperti diare, muntah yang berlebihan, ataupun infeksi berat.
Untuk mengatasi masalah lemah pada bayi baru lahir ini, para orangtua perlu mengobati penyakit atau kondisi yang menjadi penyebab.

4. Sesak napas
dr. Andy menerangkan, frekuensi napas pada bayi pada umumnya lebih cepat daripada orang dewasa, yakni sekitar 40-60 kali per menit.
Jika bayi bernapas kurang dari 40 kali per menit atau lebih dari 60 kali per menit, maka para orangtua wajib waspada.
“Lihat dinding dadanya, ada tarikan atau tidak. Jika ditemukan masalah, lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter,” ujar dr. Andy.

5. Merintih
Bayi belum bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan.
Maka dari itu, ketika mendapati bayi merintih terus-menerus meski sudah diberi ASI atau sudah ditimang-timang, para orangtua lebih baik segera menghubungi dokter.
“Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain yang dirasakan bayi,” kata dia. (Bersambung...)
Penulis: Irawan Sapto Adhi
Berita Ini Sudah Diterbitkan di Situs https://health.kompas.com/ dengan Judul:
Kenali 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir
Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:
