Inilah 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir (1): Bayi Tidak Mau Menyusu hingga Merintih

Pasangan suami istri atau calon orangtua yang tengah mempersiapkan kelahiran buah hati penting untuk mengenal tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.

Editor: Bejoroy
http://style.tribunnews.com/
Ilustrasi - Bayi Baru Lahir Langsung Peluk dan Kecup Pipi Ibunya. (Facebook) 

SRIPOKU.COM - Pasangan suami istri atau calon orangtua yang tengah mempersiapkan kelahiran buah hati penting untuk mengenal tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.

Dokter spesialis kandungan dan kebidanan RSUD Bung Karno Surakarta, dr. Andy Wijaya, Sp.OG, M.Kes, menyampaikan tanda- tanda bahaya pada bayi baru lahir adalah suatu keadaan atau masalah yang dapat mengakibatkan kematian pada bayi.

Oleh sebab itu, para orangtua diharapkan memahami tanda bahaya tersebut sekaligus tahu cara mengatasinya.

Inilah 7 Fakta Nutrisi Lidah Buaya dan 4 Efek Samping Konsumsi Lidah Buaya

Surat Keterangan Rapid Test

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Dia menyampaikan, sedikitnya ada 10 tanda bahaya pada bayi baru lahir yang perlu dikenali. Apa saja?

1. Bayi tidak mau menyusu

dr. Andy menjelaskan bayi biasanya tidak mau menyusu ketika sudah dalam kondisi lemah dan mungkin dalam kondisi dehidrasi berat.

Jika mendapati kondisi ini, para orangtua bisa mengupayakan agar sang buah hati tetap menempel ke payudara ibu dengan cara yang benar.

Saat bayi membuka mulutnya, pastikan seluruh putting dan sebagian areola masuk ke dalam mulutnya.

Apabila cara ini tak bisa membuat bayi minum ASI, para orangtua disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis mengenai langkah penanganan yang terbaik.

11 Hal tidak Boleh Dilakukan Saat Terjadi Hujan Badai. (brightside)

2. Kejang

dr. Andy menyampaikan, kejang pada bayi baru lahir bisa saja terjadi.

“Ketika mendapati kondisi ini, orangtua perlu mencari tahu pemicu kejang pada bayi,” jelas dia saat diwawancara Kompas.com, Senin (13/7/2020).

Jika kejang bayi dipicu oleh demam, maka penting bagi para orangtua untuk memberikan obat penurun panas yang sesuai dengan dosis anjuran dokter.

Sementara, jika bayi kejang tapi tidak dalam kondisi demam, para orangtua alangkah baiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk membicarakan kemungkinan penyebab lain.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved