Mandor Asal China Jadi Tersangka, Pengakuan ABK WNI Setiap Hari Dianiaya dengan Besi hingga Kayu

Setelah melakukan penyelidikan dan memeriksa keterangan sejumlah saksi, polisi menetapkan mandor asal China berinisial S sebagai tersangka dalam kasus

Editor: Yandi Triansyah
DOK HUMAS POLRES KARIMUN)
Total seluruhnya ada 22 WNI yang dipekerjakan dari dua kapal nelayan berbendera China, yakni Lu Huang Yuan Yu 117 dan Lu Huang Yuan Yu 118.(DOK HUMAS POLRES KARIMUN) 

SRIPOKU.COM -- Setelah melakukan penyelidikan dan memeriksa keterangan sejumlah saksi, polisi menetapkan mandor asal China berinisial S sebagai tersangka dalam kasus kematian Hasan Afriadi, seorang anak buah kapal.

Namun, S untuk sementara belum ditahan dan masih berada atas kapal di Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) di Batam.

"Untuk saat ini tersangka S masih di atas kapal. Nanti apabila sudah proses penahanan, kita tinggal berkoordinasi saja dengan personel Lanal Batam yang berjaga di atas kapal tersebut," kata, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kepri Kombes Arie Darmanto seperti dikutip dari Kompas.com, Minggu (12/7/2020).

Berawal dari 2 Perwira Siswa Secapa Periksa Bisul, Terungkap Sebanyak 1.280 Orang Terinfeksi Corona

 

7 Kecamatan di Palembang Ditemukan Lebih dari 100 Kasus Covid-19, Kecamatan IB I Tembus 179 Kasus

Dari pengakuan sejumlah ABK, Indonesia, di kapal nelayan berbendera China Lu Huang Yuan Yu 118 mereka kerap menjadi sasaran penganiayaan setiap hari.

Tak hanya tangan kosong, penganiayaan juga sering dilakukan dengan menggunakan besi, kayu dan peralatan lainnya yang ada di atas kapal.

Dua kapal ikan nelayan milih negara China yang mempekerjakan nelayan WNI diamankan patroli gabungan di perairan Batu Cula, Selat Philip, Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) Rabu (8/7/2020). Mirisnya saat dilakukan pemeriksaan oleh personil patroli gabungan, ditemukan jenazah pekerja WNI atas nama Hasan Afriadi asal Lampung, yang disimpan di dalam peti pendingin ikan atau freezer Kapal Lu Huang Yuan Yu 117 berbendera China.(DOK HUMAS POLRES KARIMUN)
Dua kapal ikan nelayan milih negara China yang mempekerjakan nelayan WNI diamankan patroli gabungan di perairan Batu Cula, Selat Philip, Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) Rabu (8/7/2020). Mirisnya saat dilakukan pemeriksaan oleh personil patroli gabungan, ditemukan jenazah pekerja WNI atas nama Hasan Afriadi asal Lampung, yang disimpan di dalam peti pendingin ikan atau freezer Kapal Lu Huang Yuan Yu 117 berbendera China.(DOK HUMAS POLRES KARIMUN) (DOK HUMAS POLRES KARIMUN))

"Yang sering memukul mereka yakni mandor dan nahkoda kapal Lu Huang Yuan Yu 118," kata Arie.

Hampir Nikahi Bule Tampan, Cita Citata Pasrah Cintanya Hancur Berkeping-keping: Banyak Harapan

 

Tak Ada Keributan & Akur, Dua Istri Didi Kempot Bertemu Pertama Kali, Yan Vellia Cium Tangan Saputri

"Menurut para ABK asal Indonesia, korban Hasan Afriadi tewas juga karena disiksa oleh mandor kapal China tersebut," kata Arie.

Selain itu, perlakuan kasar tersebut sering dilakukan para ABK asal China hanya disebabkan masalah sepele, bahkan sengaja dibuat-buat.

Ibaratkan Seperti Hidup di Neraka, Cerita Seorang Perawat di Brasilia, Kewalahan Tangani Covid-19

 

Dihantam Masalah Baru, Sifat Pelit Baim Wong Dikuliti Lantaran tak Bayar Ganti Rugi Rp 1 Miliar

Sebelumnya diberitakan, dua kapal ikan asing diamankan patroli gabungan di perairan Batu Cula, Selat Philip, Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau ( Kepri) Rabu (8/7/2020).

Angel Lelga Mati Kutu, Dihina Terlalu Jauh Berimajinasi, Kuasa Hukum Vicky Presetyo Pamer Bukti Kuat

 

Amitabh Bachchan dan Putranya Terinfeksi Covid-19, dari Rumah Sakit Titip Pesan Jangan Panik

(Penulis: Kontributor Batam, Hadi Maulana | Editor: Abba Gabrillin)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved