Curhatan Seorang Pelajar di Palembang Jika Pembelajaran Jarak Jauh Dipermanenkan, Kasihan Ortu Saya
Mendikbud Nadiem Makarim memiliki wacana untuk mempermanenkan sistem pembelajaran jarak jauh di dunia pendidikan Indonesia.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Mendikbud Nadiem Makarim memiliki wacana untuk mempermanenkan sistem pembelajaran jarak jauh di dunia pendidikan Indonesia.
Hal ini mengundang pro dan kontra lantaran jika wacana tersebut memang dijadikan peraturan, sejumlah pihak menilai infrastruktur di sejumlah kawasan negeri ini belum siap untuk melakukannya.
Maklum, sistem pembelajaran jarak jauh menomor satukan jaringan internet dan listrik, di saat di sejumlah daerah di Indonesia belum optimal jaringan listrik dan internetnya.
• Kota Prabumulih Terancam Kembali ke Zona Merah Setelah Hasil Rapid Test Beberapa Pedagang Reaktif
Akbar Kurniawan yang merupakan salah satu siswa di SMAN 13 Palembang Kelas XII Jurusan IPS ini mengaku sedikit khawatir kalau belajar jarak jauh dipermanenkan.
"Takutnya nanti banyak pelajaran yang gak mengerti kalau belajar jarak jauh ini, dan bisa saja tidak kondusif juga," katanya.
"Di rumah saya, Talang Jambe juga sering gangguan sinyal. Tidak dipungkiri juga saya masih sering buka game dan belajar jarak jauh ini kadang tidak konsen.
Kalau sekarang sih, masih ke sekolah, tapi sesekali saja, hanya saat bagi raport, dan kembalikan buku pelajaran," ujarnya.
• Bermodalkan Sepeda Lipat, Pria di Palembang Ini Jalani Pekerjaan Jadi Kurir, Anggota Komunitas IBMA
Kalau pun dipermanenkan, dia berkeinginan agar jangan full online, karena berat di kuota juga.
"Sekali dua kali ke sekolah tatap muka. Saya juga kasihan sama orangtua karena mesti beli kuota saya juga kalau mau pasang wifi di rumah, biayanya mahal," kata anak ketiga dari tiga bersaudara.
"Keuntungan tatap muka kan kalau gak jelas bisa langsung nanya ke guru, lewat online juga bisa tapi kadang kurang puas dan jelas kalau tidak dijelaskan secara langsung.
Kemudian bertemu teman juga, sosialisasi kalau lama di rumah juga gak enak.
Yang penting kan jaga jarak dan patuhi protokol kesehatan," tutupnya.
Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan Riza Pahlevi mengatakan hal ini (pembelajaran jarak jauh di permanenkan) harus perlu dikaji terlebih dahulu, sejauh mana manfaat dan mudharatnya.
"Kalau secara permanen langsung seperti itu, saya kira belum bisa tepat. Karena perlu persiapan, seperti guru guru butuh pelatihan lagi.
Sarana dan prasarana se Indonesia masih murat marit, jangkauan sinyal terutama di daerah itu sudah diatasi apa belum," katanya saat dihubungi Tribun melalui sambungan telepon, Jumat (3/7/2020).