Emergency, Pak Lurah Pun Bantu Persalinan Dadakan di Pinggir Jalan
Atas dasar kemanusiaan, apapun harus dilakukan meski tidak ada pengalaman dan pengetahua tentang masalah yang dihadapi.
SRIPOKU.COM – Atas dasar kemanusiaan, apapun harus dilakukan meski tidak ada pengalaman dan pengetahuan tentang masalah yang dihadapi.
Seperti yang ditayangkan GridHEALTH.id tentang kisah Heroik Lurah yang Menolong Persalinan Dadakan di Pinggir Jalan Seorang Diri
Karena kondisi emergensi, pak lurah pun menjadi bidan dadakan dipinggir jalan. Modalnya nekat dan prikemanusiaan.
Pak lurah satu ini mungkin tak pernah terpikirkan dan bercita-cita bisa menjadi seseorang yang bisa menolong persalinan.
Bisa jadi proses persalinan istrinya pun bukan dirinya yang menolong tapi bidan atau dokter.
Tapi pada saat itu, kondisi sudah genting dan serba darurat.
Jadi mau tidak mau, walau tidak memiliki ilmu pengetahuan menolong persalinan, dirinya spontan melakukan hal itu saat warganya membutuh pertolongan.
Dia adalah Kades Pasirharjo, Blitar, Chusana Churori, yang menolong seorang ibu yang melangsungkan persalinan di pinggrir jalan depan rumahnya.
Kejadian ini terjadi pada hari Selasa (23/6/2020). Ibu yag melahirkan adalah seorang warga tetangga desa, Siti Aminah (36).
Ibu empat anak, warga Dusun Bendelonje, Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun ini mendadak melahirkan di tengah jalan dekat rumah Chusana saat hendak meminta bantuan bidan desa.
"Sebenarnya saya enggak punya pengalaman khusus soal itu (persalinan). Hanya kebetulan dan modal nekat. Tapi alhamdulillah semuanya berjalan lancar," tutur Chusana saat ditemui di rumahnya, dikutip dari Surya, Rabu (24/6/2020).
Menurut Chusana, peristiwa tersebut berlangsung tanpa terduga. Sebab, kejadiannya mendadak sehingga ia harus menolong.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa sekitar pukul 16.30 WIB.
Saat itu Chusana sedang berada di dalam rumah dan tiba-tiba terdengar ada suara wanita memanggil namanya.
"'Pak Lurah, Pak Lurah, Bu Bidan ke mana? Saat itu saya langsung setengah lari untuk menemuinya," ujar Chusana.
Begitu pintu rumahnya dibuka, ia kaget di depannya ada ibu hamil kelihatan agak panik dan sedang mencari bidan.
Chusana langsung lari ke rumah bidan yang ada di samping kanan rumahnya. Namun, bidan tak berada di tempat.

Kades tolong persalinan di pinggir jalan
Melihat Aminah menahan sakit sambil memegangi perutnya, Chusana terbawa panik.
Apalagi Aminah terus mengikutinya sambil menggendong dua anaknya, satu berusia 7 tahun dan yang kecil berusia 14 bulan.
"Melihat itu saya agak panik dan langsung lari ke dalam rumah untuk menggambil handphone buat menelpon Bu bidan," paparnya.
Baru menelepon dan belum sempat diterima bidan, Aminah yang ada di sampingnya tiba-tiba mengerang kesakitan.
Bersamaan itu Aminah langsung terduduk di paving di samping rumahnya dan rumah bidan.
"Dia (Aminah) berteriak 'aduh pecah Pak, pecah Pak (ketubannya)," teriak Aminah ditirukan Chusana.
"Ya, kami semua panik, namun tak tahu apa yang harus kami lakukan. Melihat Bu Aminah seperti itu, saya dengan cepat membuka pakaiannya, terutama yang menghalangi proses persalinan itu," ujarnya.
Chusanah dengan cepat mengambil posisi terlentang di atas paving.
Tanpa ada yang memberi tahu, Chusana langsung duduk di depan paha Aminah. Hanya hitungan detik, kepala bayi itu sudah terlihat.
"Begitu kepalanya terlihat, kedua tangan saya siap menadahinya. Bersamaan itu saya memanggil istri saya untuk mengambilkan selimut," ujar Chusana.
Meski kepala bayi itu sudah terlihat, Chusana mengaku tak berani berbuat apa-apa.
Dia hanya menyiapkan kedua tangannya untuk menadah. Rupanya, bayi tersebut keluar dengan sendirinya.
"Ya, saya sempat gemetaran karena saya enggak punya pengalaman khusus (menangani proses persalinan)," ungkapnya.
Chusana lega begitu bayi sudah berada di tangannya.
Ia kemudian menyelimuti bayi laki-laki tersebut. Setelah melahirkan, Aminah dan bayinya langsung dibawa ke Puskemas Talun, berjarak 4 km dari rumah kades.
"Suaminya mengikuti di belakang bersama dua anaknya," ujarnya.
Selama di mobil atau dalam perjalanan ke puskemas, kondisi Aminah sehat. Termasuk bayinya sehingga membuat kades tak khawatir.
Heti Candra Susanti, Kepala Puskesmas Talun mengatakan, kondisi bayi aminah cukup sehat karena usia kandungannya cukup normal sembilan bulan tiga hari.
"Berat bayinya 3,3 kg, panjangnya 50 cm. Meski persalinannya seperti itu, semuanya berjalan lancar sehingga membuat keduanya tak ada masalah," paparnya