Cerita Seorang Bidan Disekap dalam Angkot di Tengah Malam Bersama Seorang Perawat, Kini Masih Trauma

Mereka tak bisa banyak bergerak. Kaki para pria itu menindih tubuh mereka. Rasa sesak bertambah karena mereka masih mengenakan masker di wajah.

Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM/LENI JUWITA
Ilustrasi angkot 

Sempat juga dilecehkan tapi kemudian saya tangkis tangannya dia, teman saya juga. Mereka bilang, 'makanya, diam'," jelas SR.

Setelah beberapa kali perlawanan dibalas dengan serangan, SR akhirnya tahu motif dua laki-laki misterius itu mengurung mereka.

"Intinya bapaknya itu bilang, 'saya cuma butuh uang'. Habis itu tas kami digeledah, isinya dikeluarkan semua," ujar dia.

Setelah perjalanan yang lama dan terasa makin lama karena penyekapan yang mereka alami, SR dan RP akhirnya dibiarkan lolos.

Namun, bukan tanpa syarat. Sebelum dilepaskan pukul 02.00, harta mereka dirampas.

Masing-masing dari SR dan RP sama-sama kehilangan ponsel mereka, dirampas oleh 2 pria tersebut.

Tak hanya itu, kedua perampok itu juga melucuti barang berharga lainnya yang dibawa SR dan RP.

"Saya diambil handphone-nya lalu uang di dompet Rp 100.000, kemudian perhiasan, gelang dan anting," ungkap SR.

Sementara itu, perampok merampas pula uang tunai Rp 500.000 dari dompet RP.

Tak berhenti di sana, kartu ATM milik RP dengan saldo sekitar Rp 2,8 juga ikut digasak.

Sekitar satu jam sebelum dilepaskan, perampok itu berkali-kali meminta nomor pin ATM milik RP.

Kala itu, RP masih mencoba peruntungan dengan membohongi pelaku dua kali soal nomor PIN.

Ia akhirnya pilih memasrahkan saldo di ATM-nya pada percobaan ketiga -- percobaan penentuan yang apabila gagal, dapat membuat kartu tertelan mesin ATM.

"Kalau sampai tertelan, kalian yang saya telan," ujar SR menirukan ancaman salah satu pria itu.

Mereka akhirnya dilepaskan di kawasan Jalan Mayor Oking, di tengah suasana gelap gulita dini hari dan dikelilingi kebun.

Jarak menuju kediaman masing-masing masih jauh, namun anehnya, para perampok itu menyisakan uang Rp 150.000 untuk para korban sebagai "uang untuk pulang".

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved