Berita Palembang
Antisipasi Karhutlah, TMC KLHK Semai 10 Ribu Kilogram Garam di Langit OKI dan Muba
Tim Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di bawah Kementerian Lingkungan (KLHK) telah melakukan penyemaian sekitar 10 ribu kilogram garam
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Yandi Triansyah
Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Kabupaten OKI dan Muba hingga saat ini masih menjadi daerah paling banyak terdapat titik api atau hotspot.
Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) pada tahun ini, Tim Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di bawah Kementerian Lingkungan (KLHK) telah melakukan penyemaian sekitar 10 ribu kilogram garam di langit OKI dan Muba.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan Lahan (PPIKHL) wilayah Sumatera, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ferdian Krisnanto mengatakan penyemaian telah pihaknya lakukan sejak 2 Juni lalu sampai 20 Juni mendatang.
• WANITA Ini Histeris Rambutnya Dipotong Pakai Pisau Dapur, Diduga Mencuri di Pasar, Ini Kronologinya!
• CATAT Jadwal Gerhana Matahari Cincin Terjadi di Sumsel, Pada 21 Juni 2020 Nanti
Operasi penyemaian bibit awan hujan itu dilakukan guna pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) 2020, yang diprediksi masih berpotensi menimbulkan kebakaran serta kabut asap.
" Dalam satu hari kita menyemai sekitar 800 kilogram garam (NhCl). Sampai hari ini sudah 10 ribu kilo kita semai.
TMC ini bukan menciptakan hujan baru, tetapi memanfaatkan potensi yang masih ada dari sisa-sisa awan hujan," katanya, Kamis (18/6/2020).
• Seorang Pasien Covid-19 di PALI Kabur, Gugus Tugas Sudah Tahu Lokasinya, Tunggu Itikat Baik 2 Hari
• Salam Rindu dari Pasha Ungu untuk Shakiena Azalea yang Makin Cantik, Enda Ungu pun Sempat Mimpi
Tim TMC terlebih dahulu telah berkordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel dalam menyemai bibit hujan buatan.
Untuk di Sumsel, pihaknya hanya menyemai garam di lokasi rawan karhutla di Sumsel seperti Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba).
Sementara untuk daerah tetangga TMC menyemai di Muara Jambi, Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur.
Menurutnya, penyemaian yang dilakukan di OKI dan Muba lantaran wilayah tersebut wilayah gambutnya luas.
Melihat potensi karhutla yang akan terjadi, pihaknya berusaha menjaga agar embung air agar tetap basah.
"Kita tidak sembarangan memilih lokasi penyemaian.
• Persiapan Kembalinya Kompetisi Liga 2 Indonesia, Muba Babel United Siapkan Fisik Pemain
• Update Kasus Positif Cpvod-19 di Sumsel, Ada Tambahan 55 Kasus, yang meninggal Kini 64 Pasien
Fokus kita wilayah yang rawan dan memiliki sejarah kebakaran dalam lima tahun terakhir," jelas Ferdian.
Ia menambahkan, proses semai garam ini dilakukan di tengah peralihan antara musim hujan dan kemarau.
Pada tahun sebelumnya, TMC kerap dilakukan ketika terjadi kebakaran hutan sehingga potensi hujan akan sedikit lebih lama.
Untuk itulah pada tahun ini, TMC dilakukan lebih cepat dengan harapan gambut akan basah sampai akhir tahun.
"Penyemaian dilakukan sekarang
karena masih ada potensi dari sisa-sisa awan yang kita manfaatkan. Kalau nantikan susah karena tidak ada potensi awan hujan," bebernya.