Gegara Lockdown Pandemi Corona, Sungai Terkotor di Dunia Ini Kini Jadi Jernih hingga Bisa Diminum

karena efek lockdown selama pandemi Virus Corona, yang membuat cemaran limbah, aktivitas manusia dan hewan di Sungai Gangga berkurang drastis

Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
Kolase/Tribunnews
Sungai Gangga 

Umat Hindu meyakini Sungai Gangga sebagai titisan Tuhan yang mengalir dari surga buat membersihkan Bumi.

Maka membasuh diri dengan menggunakan air Sungai Gangga diyakini akan menyucikan manusia dari semua dosa.

Tidak heran jika setiap hari ribuan peziarah menyemuti bantaran sungai ini untuk mandi dan berdoa.

Bantaran Sungai Gangga juga digunakan umat Hindu sebagai tempat kremasi atau pembakaran jenazah.

Tradisi itu dipercaya akan membebaskan manusia dari lingkaran hidup dan mati itu setiap tahun menghasilkan upacara pembakaran 32.000 jenazah.

Hasilnya, ada ratusan ton potongan tubuh manusia di sungai itu.

Kesucian Sungai Gangga turut mengundang jutaan peziarah setiap tahunnya.

Pada sebuah hari suci agama Hindu yang cuma dirayakan selama 12 tahun sekali, jumlah pengunjung bahkan menembus angka 12 juta orang.

Selama 10 tahun terakhir, fotografer Giulio Di Sturco telah memotret sungai Gangga melalui seri Death of a River-nya.

Tujuh tahun lalu, ia melakukan perjalanan ke Kanpur, India.

Sungai Gangga
Sungai Gangga (Kolase/Tribunnews)

Palembang Terbanyak & Banyuasin Sentuh Angka 70, Berikut Sebaran Kasus Covid-19 di Sumatera Selatan

Kanpur merupakan rumah bagi ribuan penyamak yang menggunakan sungai sebagai tempat pembuangan bahan kimia setelah dipakain untuk membersihkan kulit.

Padahal, tidak jauh dari situ, Di Sturco melihat orang-orang mandi dan berenang di sungai yang sama.

Ketika ia bertanya mengapa mereka mau mandi di air tercemar, Di Sturco mendapatkan jawaban mengejutkan. Para warga yakin, air yang tercemar itu sudah murni kembali setelah pewarna tenggelam ke dasar sungai.

“Air di sungai Gangga seperti minyak. Namun, mereka masih percaya kalau Gangga memiliki kekuatan untuk membersihkan dirinya,” cerita Di Sturco.

Li Yutong, yang turut berpartisipasi dalam Rally for Rivers bersama rombongan Sadhguru, memiliki pengalaman yang sama seperti Di Sturco, sepuluh tahun yang lalu di sungai Hugli, Kolkata.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved