Peziarah di OI Tenggelam
Cerita Ortu Salah Satu Korban Tenggelam di Desa Tanjung Atap OI, Anak Semata Wayang Kini tiada
Warga Desa Tanjung Atap Barat, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir ini meninggal dunia karena tenggelam bersama rombongan teman-temannya.
Penulis: RM. Resha A.U | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Resha
SRIPOKU.COM, INDRALAYA - Mardiah (60) tak henti-hentinya menangis sesenggukan di samping jenazah anaknya, Wiwin A Gani (39).
Warga Desa Tanjung Atap Barat, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir ini meninggal dunia karena tenggelam bersama rombongan teman-temannya di Desa Tanjung Atap.
Suaminya, Ronggo (60), mengatakan tidak ada firasat apapun saat anak semata wayangnya itu pergi. Bahkan sesaat sebelum keberangkatan, ia sempat bertemu dengan almarhum di rumahnya.
• Hasil Rapid Test Pasca PDP di Pasar Kebon Semai Sekip Palembang Meninggal, 3 Warga Terus Diperiksa
"Ia cuma nanya, Bah dari mana? Saya jawab, dari Tanjung Batu. Dia hanya nanya itu, langsung pergi," ujar Ronggo saat diwawancarai.
Tak lama setelah itu, ia mendengar rombongan anaknya tersebut tenggelam saat hendak berziarah ke Makam Said Umar Bagindo Sari.
Saat itu ia hanya tenang saja karena hanya mendengar kabar saja.
"Pas dengan kabar lagi, saya kaget. Anak saya dibilang meninggal, langsung saya susul," jelasnya.
Wiwin merupakan satu dari empat orang yang tewas akibat kecelakaan tenggelamnya ketek (kapal kecil) di Desa Tanjung Atap, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Selasa (26/5/2020).
Dimana dalam kapal tersebut, terdapat 12 orang guru SMA Nurul Yaqin dan 1 orang jurumudi ketek.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, awalnya mereka hendak berziarah ke Makam Said Bagindo Umar Sari yang terletak di Desa Tanjung Atap, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir.
• Lewati Razia PSBB, Seorang Pengendara Motor Pakai Jaket Tentara Distop dan Diminta Melepas Jaketnya
Mereka menumpang sebuah ketek untuk menuju ke sana, menyusuri Lebak Penesak (sebutan aliran sungai menurut warga sekitar).
Di tengah perjalanan, ketek yang ditumpangi mereka oleng. Akibatnya, ke-13 orang tersebut tenggelam di Lebak Penesak tersebut.
Dewan Pembina Yayasan Nurul Yaqin, Yusron Rivai, membenarkannjika ke-12 orang tersebut adalah guru di SMA Nurul Yaqin. Namun, kegiatan tersebut bukan agenda dari sekolah.
"Itu di luar program sekolah, nggak ada. Karena saat ini memang sedang libur," ujarnya saat dikonfirmasi.
Pihaknya saat ini tengah fokus untuk memulihkan korban yang selamat.
Dan tentu untuk korban yang meninggal dunia, meeeka akan memberi perhatian berupa bantuan.
"Nanti akan ada santunan, namun saat ini kita fokus di pemulihan," jelasnya.