Berita Sriwijaya FC
Orangtuanya Masuk Rumah Sakit, Pelatih Teknik Sriwijaya FC Pasrah Tak Bisa Menjenguk
Pandemi Covid-19 atau Virus Corona menghalangi niat Pelatih Teknik Sriwijaya FC Fachmi Amiruddin untuk membesuk orangtuanya yang sedang diopname
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: adi kurniawan
Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Pandemi Covid-19 atau Virus Corona menghalangi niat Pelatih Teknik Sriwijaya FC Fachmi Amiruddin untuk membesuk orangtuanya yang sedang diopname di Rumah Sakit Makassar, Sulawesi Selatan.
"Beberapa hari yang lalu bapak saya opname di Rumah Sakit Makassar. Beliau usianya 80 tahun. Sedih gak bisa pulang. Biasanya setiap lebaran Idul Fitri selalu pulang. Kadang sama anak istri," ungkap coach Fachmi kepada Sripoku.com.
Menurut Fachmi, dirinya sudah disarankan oleh kakaknya agar mengurus surat sehat agar bisa melintas dari tempat istrinya tempat tinggalnya di Jember, Jawa Timur.
"Kakak saya ahli bedah di Kemayoran. Dia sarankan agar saya mengurus surat keterangan sehat untuk membesuk orangtua. Yang saya tahu itu, kita mesti tes rapid Rp 350 ribu. Ribet. Cek tiket pesawat di Traveloka gak ada. Alhamdulillah beberapa hari ini bapak saya sudah sehat," terang mantan Pelatih Persinga Ngawi.
• Video : Biasanya Ramai, Hari Ke 2 Lebaran Pasar 26 Ilir Terlihat Sepi . Tak Ada Transaksi Jual Beli
• Didiuga Sudah Dimaki dengan Kata-kata Kasar, Pria di Kebun Bunga Menikam Seorang Pengendara Motor
• Tak Seperti Biasa, Pengunjung Bendung Air Terjun Peninggalan Belanda Ini Sepi Pengunjung
Belum lagi kalaupun memaksakan diri tujuan membesuk orangtuanya yang lagi opname, Rumah Sakit pun melakukan pembatasan yang boleh masuk pada masa krisis pandemi Covid-19 sekarang ini.
"Pembesuk juga gak boleh masuk. Termasuk coach Budi juga di sana," kata Fachmi.
Selama libur kompetisi ini coach Fahmi mengisi waktunya melatih klub Glory Putra usia dini 14-15 tahun, di tempat istrinya, Jember, Jawa Timur.
"Alhamdulilah kalau di tempat saya Jember belum begitu (wabah corona). Apalagi kita ini berada tiga puluhan kilometer dari Kota Jember. Malahan dekat Pantai. Masih jauh. 30 menit waktu tempuhnya. Setiap sore ada kegiatan. Malah masjid masih buka sholat berjamaah. Tetap saya di rumah kalau gak perlu ke luar rumah. Walau masih aman," kata Fachmi.
Fachmi mengaku lebih enjoy melatih anak usia dini dikarenakan pemain junior masih bisa dibentuk cara bermainnya.
"Ada beberapa pemain anak asuh saya waktu junior, Suratin, Liga Santri Nasional mereka anak Jember pulang kampung. Selama puasa, saya melatih sekolah. Saya bagi Selasa Rabu Jumat Sekolah BIMA. Kalau Kamis Sabtu Minggu orang kampung sekitar Stadion Glory. Senin kalau gak hujan saya joging. Kalau pas hari saat melatih, saya ikut lari-lari. Keringat," bebernya.
Mantan pelatih Persinga Ngawi ini beberapa bulan lalu menuntaskan kursus kepelatihan lisensi B lanjutan untuk modul 2 yang berlangsung 9-21 Maret 2020 di Sidoarjo dan pulang ke rumahnya di Jember (Jawa Timur) seiring dengan instruksi awal libur tim seminggu.
Pria berkumis kelahiran Maros (Sulawesi Selatan), 8 Aguslus 1969 mengisi kegiatan selama liburan di Jember, dengan kembali meluangkan waktunya melatih anak sekolah.
"Bersama Askab PSSI Jember (Jatim) saya mengisi ekstra kurikuler di SMA Bima Ambuluh. Setiap hari Senin, Rabu, Jumat. Mengisi kegiatan dengan mengaplikasikan ilmu yang didapat. Selama mengikuti Lisensi B itu modul pertama aturan baru. Kalau yang baru sisi psikologi pemain dan nutrisi," terang Fachmi yang juga berpengalaman menjadi juru taktik di klub Kratau Steel, Barito, Banyumas, Deltras, Vocano Cilegon.
Menurut Fachmi dengan meluangkan waktu mengajar anak sekolahan ini dirinya merasakan perlu agar tidak kaku kelamaan libur.
"Di tengah prihatin bencana covid-19 atau virus corona, kaku juga melatih kalau lama istirahat libir. Makanya kegiatan saya tetap harus jalan. Kalau gak diasah, penyampaian materinya jadi kaku. Ibarat dari bersepeda tiba-tiba jalan kaki. Berdoa ini cepat selesai. Ada titik terang kejelasan," pungkas Fachmi.