Liga Champions
DUEL KLASIK - 18 Mei 1994, Dua Tim Raksasa Bentrok, AC Milan Mengila,Permalukan Barcelona 4-0
Dream Team-nya Barcelona yang dilatih Johan Cruyff antara lain diisi oleh Albert Ferrer, Sergi Barjuan, Ronald Koeman,
SRIPOKU.COM - Tanggal 18 Mei 1994 tidak akan pernah dilupakan suporter AC Milan. Pada hari itu, I Rossoneri memberikan sebuah penampilan terhebat sepanjang sejarah Liga Champions.
Dalam duel klasik final Liga Champions 1993-1994, AC Milan secara luar biasa menggasak Barcelona 4-0.
Saat itu kedua tim menyandang sebutan tim impian karena memiliki deretan pemain bintang.
Dream Team-nya Barcelona yang dilatih Johan Cruyff antara lain diisi oleh Albert Ferrer, Sergi Barjuan, Ronald Koeman, Pep Guardiola, Hristo Stoichkov, dan Romario.
• Berkat Dua Gol Neymar Bawa Barcelona Lolos ke Semifinal Liga Champions 2014-2015
• Hasil Bundesliga - Gol ke-40 Lewandowski Kokohkan Muenchen di Puncak Klasemen,Kalahkan Union Berlin
• 3 Pemain Bintang Dunia yang Gagal Bersinar di Liga 1,Ada yang Pernah Bermain di Liga Champions
Saat itu Barcelona dikenal sebagai tim paling atraktif dan paling ofensif di seantero Eropa.
Di kubu AC Milan, pasukan besutan Fabio Capello yang punya julukan Gli Invicibili diperkuat oleh Franco Baresi, Alessandro Costacurta, Paolo Maldini, Marcel Desailly, Roberto Donadoni, Dejan Savicevic, dan Marco van Basten.
Kebalikannya dari Barcelona, AC Milan dianggap sebagai representasi pertahanan terbaik di Eropa.
Akan tetapi, menatap final Liga Champions 1993-1994, tim impiannya AC Milan timpang.
Baresi dan Costacurta terkena skorsing sementara Van Basten serta Gianluigi Lentini cedera.
Dengan pertahanan menjadi kekuatan utamanya, AC Milan malah tampil di laga final yang digelar di Athena itu dengan lini belakang darurat.
Paolo Maldini digeser ke tengah berduet dengan bek cadangan Filippo Galli dan Christian Panucci dimainkan sebagai bek kiri.
Barcelona pun diunggulkan bakal memenangi duel klasik ini.
Namun, yang terjadi kemudian sulit dipercaya.
Sementara pertahanan mereka tak tertembus Romario dan Stoichkov, permainan menyerang AC Milan mengobrak-abrik lini belakang Barcelona dengan Savicevic terutama menjadi bintang terdepan.
Di menit ke-22, setelah melewati Miguel Angel Nadal di sayap kanan, Savicevic melaju masuk ke kotak penalti.